Mohon tunggu...
Fityan Jafhzy Farhaya
Fityan Jafhzy Farhaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesetaraan Gender dalam Pembagian Peran Kerja

25 Januari 2022   17:35 Diperbarui: 25 Januari 2022   17:37 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidakadilan gender, merupakan salah satu hal yang seringkali masih menjadi isu di tempat kerja. Gender merupakan perbedaan yang terlihat antara laki-laki dan perempuan jika dilihat dari nilai dan tingkah laku. Gender adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menunjukkan perbedaan yang ada pada laki-laki dan perempuan secara sosial. Ketidakadilan gender merupakan berbagai tindakan keadilan yang bersumber pada keyakinan gender.

Menurut saya ketidakadilan gender yang ada pada bidang industri salah satunya yakni tentang pembagian peran kerja. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan globalisasi telah terjadi perubahan tuntutan peran perempuan, yang mana perempuan sudah mulai masuk pada peran sosial, melakukan segala bentuk kegiatan, bahkan mulai masuk ke dunia kerja yang gunanya untuk mengembangkan pendidikan dan potensi yang ada pada dirinya. 

Tantangan kemajuan zaman tersebut membuat kita harus melihat peran laki-laki dan perempuan dalam suatu pekerjaan agar bisa setara. Meskipun bisa dilihat dari perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, namun kita juga harus melihat stereotipe gender yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Adanya diskriminasi gender pada dunia ini yang akan dihadapi oleh perempuan. Karena pada umunya perempuan biasa diposisikan sebagai pekerja pada sektor domestik dan laki-laki pada publik. Masyarakat juga masih banyak yang beranggapan jika perempuan lemah, cengeng, tidak rasional dan emosional. 

Sedangkan laki-laki dianggap tegas, rasional dan kuat.  Stereotipe pada gender ini juga bisa menjadi salah satu faktor yang menghambat perempuan untuk bisa memilih suatu pekerjaan atau ingin mengembangkan karirnya pada sektor publik. Dalam pembagian peran kerja, masyarakat masih menggunakan jenis kelamin untuk menentukan posisi dimana itu dianggap pantas untuk laki-laki dan perempuan. Peranan gender yang masih banyak terdapat pada masyarakat dari dulu hingga sekarang ini, masih selalu mengarah pada konsep patriarki, dimana ini menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan, mendominasi dan mengatur perempuan. 

Hal ini bisa menyebabkan perempuan ke dalam posisi tidak adil, sehingga muncul ketidakadilan gender karena kesenjangan peran laki-laki dan perempuan. Seringkali pekerja perempuan dianggap memiliki keterbatasan pada jenjang karir,karena perempuan dianggap tidak mampu fokus untuk mengemban beban kerja yang lebih besar. Sebagaimana kita ketahui pekerja perempuan juga merangkap menjadi istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, selain itu pekerja perempuan juga memiliki tanggung jawab sebagai pekerja profesional. 

Oleh karena itu banyak masyarakat beranggapan tanggung jawab pekerja perempuan tidak akan tercapai secara maksimal. Berbeda dengan pekerja laki-laki yang dianggap mampu untuk mengemban beban kerja yang meluas, karena seperti kita ketahui bahwa laki akan dianggap mampu bekerja secara profesional karena pandangan masyarakat yang sudah ada sejak lama jika laki-laki  tidak berperan ganda sebagai pengurus rumah tangga dan hanya wajib untuk menafkahi keluarganya,sehingga stereotip ini selalu ada dan dipercayai oleh sebagian besar masyarakat kita.

Seiring berjalannya zaman seharusnya masyarakat juga bisa untuk menghilangkan stereotip atau ketidakadilan gender lainnya di tempat kerja. Seperti menanamkan mindset bahwa hak laki-laki dan perempuan di negara ini sama saja, baik dalam hal memilih pekerjaan atau lainnya. Karena zaman sekarang perempuan juga mulai aktif dalam kegiatan di luar, tidak hanya mengurus segala urusan yang ada di rumah tangga, namun kini perempuan juga bisa mengembangkan karirnya, dan tentunya untuk mendapatkan jenjang karir yang baik perlu dukungan dari masyarakat sekitar. Sesungguhnya peran pekerja perempuan itu juga sangat dibutuhkan. 

Karena perempuan kerap kali dianggap memiliki sifat keibuan, lebih ulet, telaten, dan teliti yang tentunya hal tersebut juga diperlukan dalam dunia kerja. Kita seharusnya juga bisa membantu menyadarkan masyarakat akan perempuan yang memiliki pendidikan tinggi itu tidak harus bekerja hanya di bidang domestik atau hanya mengurus rumah tangga saja, namun juga bisa di sektor publik. Selain itu juga perusahaan atau tempat kerja juga harus merubah strategi untuk perekrutan agar lebih mengutamakan kesetaraan gender. 

Bisa memberi pelatihan yang gunanya untuk pekerja perempuan yang kerap kali sulit untuk menjadi seorang yang memiliki jabatan tinggi atau pemimpin, itu bisa dilakukan dengan memberi pengertian tentang kesetaraan gender untuk mengurangi diskriminasi pada pekerja perempuan. Suatu perusahaan seharusnya juga bisa memberikan peluang untuk pekerja perempuan mengembangkan karirnya, hilangkan stereotip gender yang memandang jika seorang pemimpin  harus atau sebaiknya dipimpin oleh laki-laki. Dari hal-hal tersebut yang dilakukan sehingga bisa membangun kesetaraan gender antara pekerja perempuan dan laki-laki dan tidak ada ketidakadilan gender.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun