Mohon tunggu...
Fityan Zakiyya
Fityan Zakiyya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jawara Company

Bisnis itu ibadah

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Meskipun Pandemi Melanda, Mie Jawara Tetap Membara dengan Internetnya Indonesia

17 Juli 2022   17:23 Diperbarui: 17 Juli 2022   17:30 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesungguhnya tidak ada pebisnis yang surut dengan inovasi, maka bukanlah seorang pebisnis jika tidak bergelut dengannya. Semua memiliki risiko, namun siapa yang pandai menghadangnya lah yang dapat meminimalisir kerusakannya.

Awal pandemi Covid-19 menyerang kehidupan manusia, tidak ada yang luput dengan bencana ini, entah itu berkaitan langsung dengan virus Covid-19 maupun sektor-sektor lain yang secara tidak langsung terdampak dengan berubahnya format kehidupan. 

Bagi saya sendiri, Covid-19 menjadi bagian tak terpisahkan dari hampir hancurnya bisnis yang tengah saya jalani, pandemi yang menyerang secara tiba-tiba tidak mensilakan bisnis saya untuk bersiap menghadapi kondisi ini, sehingga kerugian menjadi bencana yang tak terhindari dan merusak kesehatan bisnis yang sedang saya tekuni.

Saya bergerak dalam bisnis makanan, Mie Jawara merupakan nama produk yang terus saya kembangkan hingga saat ini, merupakan mie dengan kombinasi sayur dan rempah khas Nusantara, dipadukan dengan tingkat kepedasan yang sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia. 

Mie Jawara merupakan produk yang 90% bahan dan proses produksinya saya kelola sendiri di rumah, sehingga keotentikan rasa dan keamanan dari produk ini dapat terjaga dengan baik, mampu menghasilkan rasa yang sempurna tanpa mengeluarkan dampak yang berbahaya.

Namun seperti yang saya singgung di atas, ketika awal pandemi menyerang, bisnis yang saya tekuni sempat mengalami kerugian yang cukup besar, saya kehilangan pekerja sehingga harus memproduksi mie tersebut sendirian, pelanggan dan penikmat dari produk ini menurun, hingga pemasukan yang sempat tidak mengganti modal yang telah saya keluarkan.

Kok bisa? Bukannya meskipun lagi pandemi, orang-orang masih memiliki rasa lapar ya?

Memang makanan masih menjadi kebutuhan, namun karena adanya pembatasan sosial secara besar-besaran, orang-orang tidak memiliki akses untuk membeli produk ini, terlebih bisnis yang saya jalani terletak di kabupaten yang belum terjamah dengan layanan pesan-antar makanan online sehingga akses pelanggan benar-benar tertutup sepenuhnya.

Beberapa minggu tanpa arah, kehilangan semangat karena tidak ada perkembangan dan pemasukan keuntungan. Mie Jawara sempat berhenti produksi untuk sementara, patah arah, hampir menyerah, namun akhirnya saya mencoba mencari jalan keluar dengan memutuskan untuk merambah ke dunia digital dalam menyelamatkan produk ini.

Saya menggunakan Facebook Ads sebagai media iklan, saya menggunakan berbagai media sosial dalam membuat promosi, dan saya memanfaatkan teman dalam jejaring internet untuk mempromosikan produk ini kepada teman mereka masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun