Mohon tunggu...
Fitt Mahdiyah
Fitt Mahdiyah Mohon Tunggu... Pelajar

Masih suka hadeuh sambil tetep berjalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Terlambat bukan berarti gagal

4 Februari 2025   00:26 Diperbarui: 4 Februari 2025   00:31 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa keadaan sering kita rasakan banyak kegagalan yang menyapa. Melihat orang lain telah lebih jauh melesat bersama dengan pencapaiannya. Sedangkan kita hanya berdiri mematung pada kondisi yang cukup membuat kacau isi kepala. Mengeluh, meyalahkan diri sendiri, dan berujung pada rasa enggan untuk memulai kembali. Saat kita berada dalam kondisi yang sedemikian kacaunya, cobalah untuk berhenti sejenak. Tidak ada salahnya kita mengambil jeda untuk memberikan ruang pada pikiran dan hati yang mulai lelah. Perlahan tarik nafas, dan hembuskan perlahan. Jika perlu maka ulangi hingga terasa lebih tenang. Hal selanjutnya yang dapat kita lakukan adalah dengan menuliskan pencapaian apa yang telah kita dapatkan. Tuliskan satu persatu dan nikmatilah perayaan kecil ini untuk semua pencapaian selama ini. Tambahkan afirmasi positif dan ungkapan penuh cinta lainnya karena sekecil apapun pencapaian kita sangat layak untuk kita rayakan. Sedikit demi sedikit rasa syukur dari dalam hati kita akan muncul dan kita akan merasa lebih tenang dari sebelumnya. 

Kegagalan yang kita rasakan tidak selalu tentang kegagalan itu sendiri. Terkadang keterlambatan atas pencapaian dari banyaknya hal yang sangat kita dambakan juga menjadi penyumbang rasa putus asa ditengah perjuangan. Memang, akan lebih baik jika kita selalu tepat waktu dan juga memenuhi ekspektasi yang kita bangun. Namun juga perlu kita ingat, dalam suatu perjalanan tidak akan terlepas dari sebuah hambatan. Dalam suatu perjalanan kita tidak selalu menempuh jalan yang menyenangkan. Keterlambatan sendiripun macamnya beragam. Jika kita menyengaja, maka menjadi "sengaja mengulur" namun jika memang di luar kendali kita, hakikatnya keterlambatan itu bukan sepenuhnya kesalahan kita. Dalam ajaran yang kita dapatkan, Tuhan akan menganugerahkan sesuatu kepada hambanya dengan 3 jawaban yakni "iya", "tidak", dan "tunggu". Boleh jadi jawaban iya karena Tuhan percaya bahwa kita sudah siap menerimanya, sedangkan jawaban tidak boleh jadi karena keinginan kita kurang baik di mata Tuhan. Dan jawaban tunggu menyiratkan Tuhan akan memberikan di waktu yang tepat atau boleh juga Tuhan menunggu kesiapan kita untuk menerimanya.

Dalam setiap perjalanan, semua memiliki waktu yang beragam. Seperti halnya bunga di taman, meskipun kita menanamnya dengan waktu yang sama, beberapa darinya akan mekar dalam waktu yang berbeda. Pun kita sebagai manusia. Beberapa mungkin sudah sangat sukses di usia yang cukup muda, namun kita masih stag dalam keadaan yang begini begini saja. Beberapa mungkin sudah merasakan buah dari kerja kerasnya, yang tanpa kita sada sebenarnya mereka sudah memulai jauh sebelum kita. Mari kita ubah pola pikir kita dalam menanggapi keterlambatan yang tengah kita rasakan. Kita dapat menjadikannya pelajaran untuk lebih siap ke depannya, kita juga dapat menjadikannya pemacu semangat umtuk berani bangun dan mencoba lagi untuk mengejar ketertinggalan kita. Dan tentunya tetap berprasangka baik pada Tuhan, sebab Tuhan akan memberikan sesuai dengan prasangka hamba-Nya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun