Di tengah derasnya arus industri perbukuan yang kerap mengedepankan angka penjualan dan popularitas semata, hadir sebuah penerbit baru dengan semangat yang berbeda: Pustaka Devata. Nama yang terdengar puitis ini bukan dipilih tanpa alasan. Ia mengusung filosofi dalam yang mencerminkan nilai, tujuan, dan roh dari setiap buku yang diterbitkannya.
Kata Devata berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "dewa" atau "makhluk cahaya". Dalam konteks yang lebih luas, devata melambangkan keagungan, inspirasi, dan kekuatan yang membimbing manusia ke arah kebaikan. Itulah semangat yang ingin dihadirkan Pustaka Devata dalam setiap halamannya: bahwa buku bukan hanya produk, melainkan cahaya yang menuntun pikiran dan jiwa.
"Nama Devata kami pilih karena kami percaya bahwa buku memiliki kekuatan spiritual untuk mengubah cara seseorang berpikir, merasakan, bahkan menjalani hidup," ujar Hana Anindya, pendiri Pustaka Devata.
Pustaka Devata tidak sekadar mencetak buku, tetapi ingin membangun literasi yang bermakna---yakni bacaan yang menggugah rasa, menyentuh nilai-nilai lokal, dan tetap universal sekaligus membuka ruang bagi penulis-penulis muda dengan suara yang orisinal dan menawarkan narasi yang memperkaya, bukan sekadar menghibur.
"Kami ingin menjembatani pembaca dengan pengetahuan yang bukan hanya informatif, tetapi juga transformatif," tambah Hana.
Dengan filosofi kuat, pendekatan yang humanis, dan karya-karya yang menjanjikan, Pustaka Devata diyakini akan menjadi salah satu suara baru yang penting dalam dunia penerbitan Indonesia. Bagi Hana dan tim kecilnya, ini baru permulaan.
"Buku adalah devata kecil---ia diam, tapi memberi terang," tutupnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI