Mohon tunggu...
FitriU Naibaho
FitriU Naibaho Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Journalism 1.0 VS Journalism 2.0

5 Oktober 2017   13:20 Diperbarui: 6 Oktober 2017   22:16 1565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal tersebut juga menjadi faktor mengapa netizentertarik untuk berkomentar, disamping memang sudah geram dengan kasus yang melibatkan Ketua Umum Partai Golkar yang menjabat juga sebagai Ketua DPR RI. Seolah ingin menjadi yang tercepat, namun sebenarnya kualitas berita yang mereka muat tidak bertambah sedikitpun. Bahkan ironisnya, terkadang nilai berita telah diabaikan oleh para pekerja media.

Sumber : google.com
Sumber : google.com
Kasus yang ingin difokuskan penulis adalah sakitnya Setya Novanto yang telah ditetapkan sebagai tersangka utama kasus korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP) pada Senin (17/7) lalu. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo mengatakan bahwa SN telah ditetapkan sebagai tersangka usai diperiksa sebagai saksi di Gedung (KPK). SN diduga ikut mengakibatkan kerugian negara Rp 2,3 triliun dari nilai proyek Rp 5,9 triliun. Dikutip dari kompas.com, Novanto disangka melanggar pasal 3 atau pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Korupsi jo Pasal 55 ayat ke-1 KUHP.

dcfrt-59d5c8e313d60a0dc0755bf2.jpg
dcfrt-59d5c8e313d60a0dc0755bf2.jpg

Sumber : Detik.com

Salah satu portal berita onlinedi Indonesia adalah detik.com. Penulis melihat detik.com memiliki fitur komentar yang cukup banyak digandrungi oleh netizen. Detik.com juga hadir dalam media sosial Line Today yang merupakan fitur membaca berita baru dari aplikasi chattingyaitu Line.Media memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pandangan masyarakat dalam proses pembentukan opini atau sudut pandangangnya. Namun, kini audiens telah intelek dalam memilah informasi yang diterimanya. Menurut Dewanti dalam jurnalnya, netizenmemiliki arah berita dan resepsi khalayak dilihat dari komentar yang muncul atas beberapa berita yang dimunculkan detik.com. Dalam berkomentar, netizenakan bereaksi dominant reading(negative menerima isi berita), negotiated meaning(memunculkan makna tersendiri), oppositional decoding(menolak isi berita) atau resepsi yang tidak jelas (2014:4).

Perbedaan Karateristik Audiens Old Media dan New Media

hhh-59d79e26ad948c42bd0b07d2.jpg
hhh-59d79e26ad948c42bd0b07d2.jpg
Sumber : New Media, New Audience (2011:42)

Tabel diatas sesuai dengan topik yang dibahas yaitu Journalism 1.0sebagai Audiens Old Media(Media Lama/Media Tradisional) dan Journalism 2.0sebagai Audiens New Media(Media Baru/Media Digital berbasis teknologi internet). Pola komunikasi yang many to many membuat tingkat interaktifitasnya kuat dan memberikan partisipasi yang aktif sebagai peran audiens di era modern ini. Dewanti dalam jurnalnya menyebutkan adapun arah pemberitaan terdiri dari tiga jenis yaitu bernada pro atau positif (favorable), netral, dan kontra atau negatif (unfavorable) (2014:12).

Stuart Hall dalam Dewanti menjelaskan ada tiga tipe utama pemaknaan atau pembacaan khalayak terhadap teks media :

  • Dominant reading

Ketika khalayak memaknai isi media sesuai dengan yang dimaksud oleh pembuat pesan atau media. Seseorang melakukan pemaknaan sesuai dengan makna dominan (preffered reading) yang ditawarkan oleh teks media.

  • Negotiated meaning

Ketika khalayak membuat pemaknaan alternatif atau pemakanaan sendiri pada pesan media yang berbeda dari preferred reading sesuai dengan kondisi mereka. Khalayak tidak setuju atau menyalahartikan beberapa aspek dari pesan tersebut dan memberikan sebuah alternatif atau makna negosiasi yang berbeda dari pesan yang dipilih.

  • Oppositional decoding

Ketika khalayak membuat penafsiran atas isi media yang berlawanan dengan penafsiran dominan (preferred reading).

Ini merupakan pemberitaan detik.com terkait Setya Novanto masuk Rumah Sakit usai tidak dapat mengahadiri panggilan pada 11 September lalu. Diduga, SN mengalami keteterasi jantung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun