Mohon tunggu...
Fitri Nb
Fitri Nb Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa ilmu komunikasi UIN yang ingin punya passion menulis\r\n\r\ntulisan disini juga ada di blogku\r\nhttp://fitri-nb.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Hati yang Tersakiti

30 Juli 2018   20:03 Diperbarui: 30 Juli 2018   20:11 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika hati kita terluka, penyembuhnya bukanlah sepotong hati yang baru, namun Sang Pemilik Hati.

Percuma saja mempunyai sepotong hati yang baru,jika kelak akan melukai lagi.

Manusia adalah tempatnya salah dan lupa, jadi wajar saja mereka kadang mengecewakan. Tapi Sang Pemilik Hati adalah Dzat yang sempurna, Dia tidak akan menyakiti, sebaliknya Dia akan menyembuhkan hati yang patah.

Terima kasih ya Allah, Kau sembukan hati ini sedikit demi sedikit.

Versi bahasa Inggris =>

When our heart hurts, the cure is not a half of new heart. But The Owner of heart.

It is no use having a new heart, if it will hurt more.

Human is the place of fault and forgetfulness, so it is natural when they will be disappointing . But The Owner of heart is The Perfect One. He will never hurt, He will heal the broken heart instead.

Thank you so much Ya  Allah, You have healed my heart step by step.

Jadi gini, wajar kalau kita pernah merasakan patah hati. Karena hal itu bisa menjadikan kita lebih kuat. Namun jika kita terlalu larut dalam sakit itu, jiwa kita akan terus sakit dan sakit itu merambah ke ranah jasmani. Itu yang dipermasalahkan, patah hati boleh, asal tidak berlarut. Ingat apa - apa yang berlebihan itu tidak baik. ( ) Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.

Sebenarnya rasa sayang dan rasa cinta itu  wajar. Namun yang perlu dipertanyakan, "apakah rasa cinta /sayang itu dapat mendekatkan diri kita pada Allah?". Ketika jawaban kita "ya" silahkan teruskan, dengan catatan * tidak berlebih - lebihan*. Namun ketika jawabannya "tidak" bahkan menjauhkan kita dari Allah, sampaikan "selamat tinggal" dengan lantang padanya. Percuma kita memperjuangkan hal - hal yang toh akhirnya musnah tanpa mengantarkan ke jalan Sang Maha Cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun