Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menatap Masa Depan Pariwisata Samosir Pasca Pencanangan DSP Toba

23 September 2021   20:17 Diperbarui: 23 September 2021   20:20 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Danau Toba dari Perbukitan (Heritage of Toba) Sumber: dokpri

5. Kelangsungan

Pendekatan ecotourism merupakan bagian dari wisata Kaldera Toba. Selain merupakan destinasi wisata, Kebun Raya Samosir di Desa Tomok merupakan bagian dari upaya konservasi. Koleksi tanaman di kebun seluas 100 Ha ini antara lain meliputi berbagai jenis tumbuhan obat, pewarna alami ulos, rempah, buah, dan pinus endemik.

Salah satu hasil dari keaneragaman hayati di wilayah ini adalah mangga Samosir yang berukuran mini. Pohon mangga endemik ini tumbuh secara alami dan rasa buahnya manis sekali. Bayangkan saja, bila pohonnya dibudidayakan di seluruh pesisir danau untuk penghijauan. Pasti akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Panen sebanyak dua kali setahun dapat dijadikan ajang bagi wisatawan untuk menikmati mangga Samosir secara cuma-cuma. Secara ekonomis, masyarakat akan diuntungkan dengan cara menjual hasil olahan mangga. 

Perlu pembinaan agar masyarakat mampu mengolah hasil panen menjadi produk bernilai jual tinggi. Hal ini telah dilakukan oleh Ratnauli Gultom, seorang pegiat lingkungan yang telah menyelenggarakan festival "Mangga Toba" tahun ini.

Kelangsungan hidup masyarakat di Samosir juga perlu menjadi perhatian serius. Faktanya, tidak semua masyarakat menggantungkan hidup dari sektor pariwisata. Data BPS Kabupaten Samosir menunjukkan bahwa sektor pertanian masih mendominasi dengan tenaga kerja sebesar 82,60 persen dari total tenaga kerja yang ada.

Padi, jagung, kacang tanah, kedelai, dan ubi kayu adalah 5 komoditas utama sektor pertanian di Samosir. Seharusnya, komoditas pertanian memiliki keterkaitan dengan pariwisata. Contohnya, kacang tanah yang disangrai menjadi kacang rondam dan menjadi oleh-oleh khas Samosir. Upaya serupa perlu dilakukan terhadap komoditas pertanian lainnya guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Area persawahan berlatar danau dan perbukitan menjadi modal wisata berbasis lingkungan (ekowisata). Petani dapat menjual pangan segar atau olahan kepada wisatawan untuk meningkatan pendapatannya. Pengembangan wisata berbasis masyarakat akan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengembangan pariwisata di wilayah ini.

Ilustrasi: Nelayan di Atas Solu (Heritage of Toba) Sumber: dokpri
Ilustrasi: Nelayan di Atas Solu (Heritage of Toba) Sumber: dokpri

Hal serupa dapat diterapkan bagi nelayan yang menggantungkan hidup dengan cara mardoton, yaitu tradisi menangkap ikan dengan alat doton (jaring) di danau. Wisatawan dapat belajar menggunakan solu yang merupakan perahu tradisional Batak berbahan kayu untuk mencari ikan. Bila dipromosikan dan dikelola dengan baik, upaya ini dapat meningkatkan pendapatan nelayan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun