sesekali aku ingin bersembunyi dalam ruang paling sunyi
hening, tiada suara selain hela napasmu
tiada dera cemas dan ragu
tentang hal-hal yang menuntutku
sesekali aku ingin berlindung di bawah naunganmu
berteduh dari terik yang menghanguskan,
beban hari esok,
dan tumpukan pikir tak berkesudahan
ah,
mungkin bukan sesekali,
tetapi berkali-kali
aku merindukan dekap dan sorot matamu
ibu,
redakan rinduku,
meski kelak kita sulit bertemu.
***
TD, 22 Des 2018
^Selamat Hari Ibu, Bu.
^Turut berduka atas kepergian Ibunda Willy Wijaya, kompasianer Medan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!