Mohon tunggu...
Fitri Manalu
Fitri Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - Best Fiction (2016)

#catatankecil

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Bidadari Mana yang Ingin Kau Temui?

20 Mei 2018   16:24 Diperbarui: 21 Mei 2018   02:46 2837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: blumaize.net

Ibumu merengkuhmu kembali dalam pelukannya. "Sabarlah, tunggu sebentar lagi. Kelak, kau juga akan bertemu bidadari. Percayalah."

Kau menatap ibumu. Ibu tak mungkin berdusta. Karena itu, kau harus memercayainya. "Baiklah, Bu. Pergilah bersama ayah. Aku akan sabar menunggu waktuku tiba."

Malam itu, kau melihat punggung ayah dan ibumu menjauh dari pandanganmu. Meski kau berjanji dalam hati takkan menangis, tetapi bulir-bulir air mata jatuh berderai dari pelupuk matamu laksana hujan. Setelah tangismu reda, kau menyadari sesuatu saat sosok ayah dan ibumu lenyap di ujung jalan. Kepergian mereka hanyalah setitik luka di hatimu dibandingkan kebahagiaan mereka saat bertemu bidadari.

***

Hari-hari terus bergulir. Kesendirianmu tak berlangsung lama. Seseorang yang tak kau kenali mengunjungimu lalu membawamu pergi seperti yang dikatakan oleh ayahmu. Sepanjang malam, kau dan seseorang yang tak kau kenali itu melakukan perjalanan yang tak kau ketahui tujuannya. Kau hanya melihat jalan-jalan lengang, bayang-bayang pohon, dan bintang-bintang yang di angkasa dari balik kaca. Kau tak ingin bertanya, karena kau yakin sepenuhnya pada kata-kata ayah dan ibumu.

Karena lelah, kau akhirnya terlelap. Saat kau terjaga, kau dan orang itu sudah berada di sebuah kaki bukit sepi. Seseorang yang tak kau kenali lalu mengajakmu berjalan mendaki bukit itu. Setibanya di puncak bukit, kau tercengang. Bintang-bintang terlihat begitu dekat. Hamparan langit lebih luas dari yang kau lihat lewat jendela rumahmu. Sebuah rumah besar berada di atas bukit kecil itu. Lalu, kau melihat kanak-kanak berlarian keluar menyambut kedatanganmu. Kau merasa riang karena akan memiliki banyak kawan.

"Siapa namamu? Dari mana asalmu? Berapa umurmu?"

Pertanyaan bertubi-tubi mencecarmu. Kau menatap mereka yang berdiri mengelilingimu dan bertanya, "Apakah... kalian juga akan bertemu bidadari sepertiku?"

Mereka tertawa keras-keras dan membuatmu merasa malu.

"Tentu saja," jawab salah seorang dari mereka, "kita semua akan bertemu bidadari."

Kanak-kanak lainnya menepuk pundakmu dan berkata, "Selamat datang, Kawan. Selamat bergabung dengan kami."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun