Mohon tunggu...
Fitri Lusiana 2220
Fitri Lusiana 2220 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya berenang dan saya suka sekqli traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa UNIPMA PMM 2 di Universitas Islam Makassar Membuat Gerakan Budaya Literasi di SD Inpres Lantebung

2 Februari 2023   08:15 Diperbarui: 2 Februari 2023   08:34 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kata literasi bukan menjadi hal baru tentunya, bagi kita yang hidup di tengah kota dengan beragam kemudahan mendapatkan informasi. Akan tetapi, masih saja ada kekeliruan saat memaknai kata tersebut. Secara etimologi, istilah literasi berasal dari bahasa Latin, yakni “Literatus” yang memiliki arti orang yang belajar. Istilah literasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai kemampuan menulis dan membaca. 

Dikatakan bahwa literasi merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, megartikan, menciptakan, mengomunikasikan, menghitung, menggunakan materi tercetak dan tertulis yang berkaitan dengan berbagai konteks. 

Melalui pemaknaan tersebut, bahwa kegiatan literasi tidak hanya diartikan sebagai suatu kegiatan membaca dan menulis saja, namun dengan cakupan yang lebih mendalam. Pada penerapannya, kegiatan literasi ini pun mengalami perkembangan sesuai dengan zaman yang semakin maju. 

Mungkin kalau dahulu saat mendengar kata “Literasi”, yang terbesit di benak kita adalah suatu kegiatan membaca buku, koran, majalah, dsb. Tetapi kini kata literasi sudah berkembang pesat. Adanya literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, literasi agama, serta literasi budaya dan kewargaan. Banyaknya macam literasi tersebut semakin memperkuat bahwa literasi memang terintegrasi pada semua kegiatan yang kita lakukan dalam sehai-hari.

Oleh sebab itu, pemaknaan budaya literasi merupakan suatu penanaman kebiasaan, yang kemudian bekembang menjadi suatu pedoman dalam melakukan segala kegiatan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Penanaman budaya literasi memang tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Kerja sama dari semua lapisan masyarat menjadi hal utama dalam penanaman budaya literasi. Sekolah adalah salah satu sarana pendidikan formal, sehingga sekolah bisa dijadikan tempat dalam membudayakan literasi. 

Hal ini terkait pada peran guru untuk menerapkan pelajaran yang berbasis literasi pada semua mata pelajaran, tentunya bukan hanya pelajaran Bahasa Indonesia saja. Gerakan literasi sekolah yang dicanangkan Kemendikbud, gerakan 15 menit membaca   sebelum KBM,  harus mendapat apresiasi dan dukungan dari kita semua. Tentu hal ini akan menjadi pembiasaan yang sangat baik untuk mulai membudayakan literasi. Selain sekolah, peranan orang tua dalam keluarga juga menjadi pelopor penanaman budaya literasi dalam lingkup kecil. Kegiatan ini dilaksanakan berdampingan dengan kemampuan mahasiswa yang ikut dalam pertukaran mahasiswa merdeka yang secara besar memiliki basic sebagai pengajar atau pendidik.

Pengurus PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka), (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan), KEMENDIKBUD (Kementrian Pendidikan Riset dan Teknologi). Rektor Universitas Islam Makassar Ibu Dr. Ir. Hj. A. Majdah M. Zain, M.Si , Dosen modul nusantara Bapak Ince Prabu Setiawan Bakar, S.Pd., M.Pd, PIC PMM 2 UIM Bapak Badruddin Kaddas, M.Ag, Ph.D, dan teman-teman program PMM 2 Universitas Islam Makassar.


Dengan masalah kurangnya literasi pada anak zaman sekarang ini yang serba digital dan modernisasi yang mengakibatkan anak terpengaruh oleh gadget dengan permainan atau game nya, disitulah anak malas untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengana literasi maka kami membuat kegiatan budaya literasi dengan tujuan yang ingin kita capai yaitu anak dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari kegiatan budaya literasi tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun