Mohon tunggu...
Fitri Intan Ayu Rahmawati
Fitri Intan Ayu Rahmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Internasional Semen Indonesia

Semangat Menebar Manfaat :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Menggali Makna Kehidupan Mutualisme di Lautan Lepas, "A Plastic Ocean"

2 Desember 2020   16:50 Diperbarui: 2 Desember 2020   17:11 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehingga, dari kegiatan yang dilakukan ini mengakibatkan dampak yang paling menonjol akibat yakni rusaknya sistem rantai makanan biota laut. 

Mengapa? Sebab makanan awal mereka yang berupa plankton-plankton atau ikan-ikan kecil sudah tergantikan dengan microplastik yang dengan sendirinya terurai dilautan akibat bantuan air laut. Hal inilah yang mengakibatkan tidak stabilnya kandungan ikan yang awalnya mengandung protein yang penting untuk dirinya tergantikan dengan kandungan yang ada di dalam plastik yang tidak dapat dicerna oleh pencernaan mereka. 

Selain itu, keseimbangan laut akan rusak, karena kandungan-kandungan di dalamnya akan tergantian dengan bahan-bahan kimia yang terkandung dalam sampah plastik dan matinya berbagai macam biota laut yang ada di sekitar tempat adanya sampah plastik. Selain itu, beberapa dampak yang dihasilkan dari sampah plastik ini yakni ke dalam sistem pencernaan, sistem pernafasan, dan sistem reproduksi bagi manusia.

Oleh karena itu, beberapa upaya pemulihan haruslah dilakukan oleh seluruh negara di dunia guna mengembalikan kondisi laut seperti semula. Agar apa yang diberikan oleh laut kepada kita dapat kita rasakan manfaatnya. 

Apabila kita terus menerus acuh tak acuh dengan keadaan ini, maka yang terjadi adalah alam akan menjauhkan fitrahnya dari kita, dan imbasnya kita sendiri akan kesulitan untuk mencukupi kebutuhan kita sendiri. Seperti yang dipaparkan di dalam film "A Plastic Ocean (2016)", beberapa negara yang terjangkit ke dalam negara penyumbang sampah plastik dunia sudah melakukan pemulihan dari permasalahan yang sedang mereka hadapi. 

Seperti di Filipina, mereka sudah melakukan Bioremidasi dan Fitoremidasi sebagai upaya untuk memulihkan kondisi periairan di sungai mereka. Di Tuvalu diberikan saran bahwa sampah yang menumpuk lebih baik diubah menjadi partikel kecil sebagai solusi plasma torch untuk masalah sampah disana. 

Selain itu, perusahaan di Austin yakni plastipure menciptakan suatu inovasi yakni Estrogenic Activity (EA) untuk mengantisipasi BPA. Kemudian di Jerman, pada tahun 1991menjadi negara yang melakukan Recycle/pengelolaan kembali sampah kemasan botol yang dimasukkan ke dalam mesin agar botol dapat di daur ulang kembali. 

Di Rwanda mereka mengganti tas plastik dengan menggunakan tas kertas. Di Irlandia, sampah plastik diolah ke bank sampah besar dan kemudian dijadikan barang-barang plastik baru yang memiliki harga ekonomis, seperti botol spray, kabel, dll. Di Eropa, yakni plastik diubah menjadi diesel dan minyak, sehingga sebagai solusi alternatif untuk bahan bakar kendaraan. Yang terakhir di Inggris, botol plastik bekas dibuat hiasan dan sebagai ajang edukasi untuk anak-anak.

Dengan begitu, dapat ditarik kesimpulan. Bahwa, apabila kita sebagai manusia dapat mengurangi dan mencegah penggunaan plastik yang berlebihan, maka alam akan memberikan dampak positif kepada kita (sebagai manusia). 

Sehingga yang di dapatkan adalah kedamaian dan keasrian alam sekitar karena adanya suatu kegiatan yang saling menguntungkan, maka kita sebagai generasi muda dimana kita sudah tau dan sudah dibekali pengetahuan tentang bahayanya sampah plastik, maka kita juga harus lebih berhati-hati dalam penggunaan maupun produksi. 

Sebab, mau seberapa lamapun plastik itu di alam, tidak akan cepat dan tidak akan pernah dapat terurai. Sebab, adanya komponen molekul plastik yang membuatnya sulit teruraikan oleh alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun