Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis Kebijakan Kesehatan

Akrab disapa Fitri Oshin | WHO Certified on Zoonotic disease-One Health, Antimicrobial resistance, Infodemic Management, Artificial Intelligence for Health, Health Emergency Response, etc. Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Bidang peminatan mencakup Infectious disease, Health system, One Health dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Virus Covid-19 Tidak "Tidur"

17 Juni 2025   13:05 Diperbarui: 17 Juni 2025   15:11 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 berevolusi dengan cepat, bereplikasi sehingga memunculkan varian-varian baru lain. (Image by Freepik)

Sorotan kenaikan kasus Covid-19 di India, Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura dalam beberapa pekan terakhir menjadi isu hangat. Sebagai bentuk respons, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor SR.03.01/C/1422/2025 tentang Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus Covid-19 pada 28 Mei 2025.

Sayangnya, banyak komentar warganet terhadap edaran kewaspadaan Covid-19 dari Kemenkes tersebut tidak direspons baik. Marak komentar seperti 'Bohong banget covid naik, negara-negara lain biasa-biasa aja; jangan nge-goreng berita covid, masyarakat udah bosan dan trauma sama masa lalu.'

Pertanyaannya, 'Benarkah setelah pandemi berakhir berarti virus Covid-19 sepenuhnya hilang?' Bagi publik awam, 'pandemi selesai' mungkin diartikan dunia terbebas dari virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, virusnya tidak muncul lagi, dan dunia kembali normal.

Faktanya, virus Covid-19 tetap ada dan tidak hilang. Virus SARS-CoV-2 justru bereplikasi semakin banyak. Kalimat gampangnya agar mudah dimengerti, 'Virus Covid-19 ya bermutasi, beranak-pinak sampai keturunan cucu-cicitnya. Nah, cucu-cicitnya nanti punya keturunan lagi, begitu seterusnya.'

Kalau kita telusuri bak silsilah keluarga, galur virus SARS-CoV-2 beserta jenis varian dan keturunannya, dari awal kemunculan di Wuhan, Tiongkok hingga sekarang pasti sudah puluhan panjangnya. Ditambah, pelaporan surveilans setiap negara di dunia tentunya ada saja nongol varian baru Covid lain.

SARS-CoV-2 cepat berevolusi

Mirip dengan virus RNA lainnya, SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 mengalami evolusi cepat yang terjadi dalam hitungan bulan atau tahun. Saat pandemi, kita ingat kemunculan varian Covid-19 seperti Beta, Delta, Gamma, Alpha, dan Omicron yang mudah berevolusi alias bereplikasi atau bermutasi.

Hingga sekarang, subvarian garis keturunan Omicron, misalnya BA.1, BA.2, BA.3, dan lainnya semakin banyak bermunculan. Evolusi virus ini tentunya jadi tantangan yang signifikan terhadap respons kesehatan masyarakat.

Berdasarkan jurnal "Evolution and implications of SARS-CoV-2 variants in the post-pandemic era" yang terbit di Springer Nature Link pada 28 Juni 2024, faktor-faktor yang berkontribusi terhadap proses evolusi meliputi penularan virus, profil imunologi dan pergerakan manusia, faktor epidemiologi, dan semua hubungan yang menjadi ciri khas virus RNA. 

Variabel lain yang memengaruhi evolusi virus berupa perubahan ekologi dalam kelembaban, polusi udara, dan perubahan iklim. Varian-varian ini berpotensi punya sifat penghindaran imun (immune escape) yang menjadi sorotan besar di era pascapandemi. 

Artinya, varian Covid-19 yang berevolusi membuat sulit dikenali oleh sistem kekebalan tubuh -- walaupun individu yang bersangkutan sudah punya kekebalan dari vaksinasi atau infeksi alamiah. Inilah yang seringkali publik pertanyakan, 'Kan udah vaksinasi, kok masih juga terpapar virusnya?' 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun