Dunia sedang menghadapi darurat pendanaan kesehatan global yang dapat berdampak terhadap keselamatan nyawa. Kondisi ini imbas dari kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang memangkas anggaran untuk program kesehatan global.
Dimulai dari AS menarik diri keluar keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang berujung WHO kehilangan donor terbesar. Lalu, pembekuan aktivitas Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (United States Agency for International Development/USAID), diiringi situs USAID tidak bisa diakses dan staf yang ditempatkan di luar AS perlu kembali ke negara tersebut.
Pada rilis resmi U.S Department of State tanggal 28 Maret 2025, akan ada reorganisasi yang melibatkan penataan kembali fungsi USAID per 1 Juli 2025 dan menghentikan fungsi USAID yang tidak selaras dengan prioritas Administrasi. Hampir semua staf USAID yang tersisa menerima pemberitahuan bahwa mereka akan dikenakan pengurangan.
Pemangkasan anggaran kesehatan global AS turut dirasakan oleh filantropi dan organisasi non-pemerintah (Non-Governmental Organization/NGO) lainnya. Banyak filantropi dan NGO yang sebelumnya mendapatkan donor dari AS, sehingga beberapa program kesehatan global mungkin terpaksa terhenti.
Pertanyaan yang paling disoroti, 'Siapa yang bisa menggantikan peran AS untuk mengisi kekurangan pendanaan kesehatan global?' Kalau kita lihat beberapa negara seperti Tiongkok, Inggris, dan Jerman termasuk kandidat yang cukup berpotensi menggantikan AS.
Walaupun begitu, rasanya belum ada yang bisa menggantikan donor sejor-joran Amerika Serikat selama ini. Berdasarkan analisis KFF dari data Organisation of Economic Development (OECD) Creditor Reporting System (CRS) per 24 Februari 2025, AS menyumbang 30% pendanaan kesehatan global sepanjang 2021-2023.
Gates Foundation tidak dapat mengisi kekurangan pendanaan
Kebijakan Trump yang mengutamakan 'America First' dengan pemangkasan anggaran kesehatan global rupanya membuat Bill Gates ketar-ketir. Ia melobi pejabat administrasi Trump agar terus mendanai program kesehatan di seluruh dunia, dari vaksinasi anak hingga perawatan HIV.
Bahkan Gates mewanti-wanti, yayasannya (Gates Foundation) tidak dapat mengisi kekurangan pendanaan kesehatan global, dikutip dari Reuters, 'Exclusive: Gates warns White House he can't fill shortfalls in US global health funding.' Ditegaskan pula tidak ada yayasan yang memiliki kemampuan untuk mengisi kekurangan pendanaan itu.
Sebagaimana kita ketahui, Gates Foundation punya dana abadi US$75,2 miliar (per 31 Desember 2023) dan sudah mendanai 135 negara di dunia. Yayasan ini juga memeroleh sumbangan dana dari Warren Buffett sejak 2006 hingga 2023 sebesar US$39,3 miliar.Â
Yang membuat Gates cemas, salah satunya adalah banyak prioritas utama Gates Foundation beririsan dengan program USAID, misalnya memberantas polio dan memerangi malaria. Kalau program USAID yang tersisa nanti sedikit, bukan tak mungkin program Gates Foundation ikut terdampak.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!