Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Penulis Kebijakan Kesehatan

Akrab disapa Fitri Oshin | WHO Certified on Zoonotic disease-One Health, Antimicrobial resistance, Infodemic Management, Artificial Intelligence for Health, Health Emergency Response, etc. Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024. Bidang peminatan mencakup Infectious disease, Health system, One Health dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mau ke Tukang Gigi atau Dokter Gigi? Hati-hati Salah Pilih

18 April 2025   11:05 Diperbarui: 26 April 2025   07:28 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat harus cermat memilih perawatan gigi, yang lebih baik berobat ke dokter gigi di fasilitas kesehatan, bukan ke tukang gigi. (Image by Pressfoto on Freepik)

Sentilan mengenai tukang gigi sempat memanas di media sosial. Isu ini mencuat lantaran terjadi kekeliruan penggunaan istilah oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin -- yang sudah diklarifikasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sehingga yang dimaksud adalah peningkatan kompetensi terapis gigi dan mulut, bukan tukang gigi.

Tergelitik dengan tukang gigi, rasanya masih banyak masyarakat yang menjambanginya. Bukan rahasia lagi, praktik tukang gigi sudah lama sekali menjamur, sekarang bisa jadi semakin bertambah banyak -- yang beberapa di antaranya, dapat turun temurun.    

Coba perhatikan, ketika kita menyusuri jalan perkotaan, jasa praktik tukang gigi mudah ditemui. Ini baru di perkotaan, di daerah pinggiran atau pedesaan yang kebutuhan dokter gigi terbatas mungkin bisa lebih banyak jasa tukang gigi.

Plang tukang gigi berwarna putih yang biasanya terpampang gambar gigi dan bertuliskan 'Tukang Gigi atau Ahli Gigi', bahkan ada yang menyebut nama 'Tukang Gigi Bang X atau Ahli Gigi Mas Anu', ditambah dengan tulisan singkat 'Melayani Pasang Gigi, Behel, Kawat' langsung familiar di mata.

Kita tak bisa menampik, masyarakat tetap ada yang berobat ke tukang gigi. Apalagi penawaran jasa layanan tukang gigi disebut-sebut murah dan terjangkau dibanding ke dokter gigi di klinik atau rumah sakit. Pilihan lain, akses menuju praktik tukang gigi yang dekat dari rumah.   

Di sisi lain, masyarakat perlu memahami risiko jika melakukan perawatan gigi dengan orang yang tidak menempuh pendidikan kedokteran gigi dan nihil Surat Tanda Registrasi (STR) maupun Surat Izin Praktik (SIP). 

Walaupun mungkin ada yang berkomentar, 'Ada kok tukang gigi yang terpercaya, punya sertifikasi kompetensi dan alat-alat yang dipakai sama kayak dokter gigi.' Untuk diketahui, tukang gigi bisa memeroleh sertifikasi kompetensi lewat pelatihan, lain halnya dengan dokter gigi yang harus menjalani uji kompetensi.

Pertimbangan-pertimbangan berikut ini bisa direnungkan saat mencari tempat perawatan gigi yang tepat. 

Cari ahli yang kompeten dan berlisensi pendidikan kedokteran gigi

Problem pergigian bukan perkara gampang karena boleh jadi kita mesti berkonsultasi berkala, terlebih lagi bila kondisi yang dialami butuh pemantauan ekstra. Dianjurkan pula pemeriksaan gigi tiap 6 bulan sekali.

Demi mendapatkan layanan kesehatan gigi yang tepat, kita tentu berharap ditangani oleh orang yang benar-benar ahli dan berkompeten serta berlatar pendidikan kedokteran yang jelas. Saran melakukan perawatan ke dokter gigi menjadi poin utama.

Kita bisa melakukan pencarian nama dokter gigi yang berpraktik di klinik mandiri, Puskesmas atau rumah sakit yang hendak dituju via Google maupun situs fasilitas kesehatan (faskes) tersebut. Pengecekan nama dokter gigi dapat diakses lewat situs Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), tinggal masukkan nama dokter di dalam laman 'Cek Dokter Gigi.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun