Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Kesehatan Liputan6.com 2016-2024

Akrab disapa "Fitri Oshin". Lebih banyak menulis isu kebijakan kesehatan. Bidang peminatan yang diampu meliputi Infectious disease, Health system, One Health, dan Global Health Security.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tangisan Bocah Lelaki di KRL: Mama, Aku Mau Pipis

13 Januari 2020   17:13 Diperbarui: 13 Januari 2020   17:31 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika si bocah lelaki menangis di KRL karena ingin pipis. (Ilustrasi pexels.com/Lucas Ettore Chiereguini)

Minggu malam, di dalam kereta rel listrik (KRL) Jakarta Kota - Bogor, sambil memegang kedua paha, raut gelisah terpancar dari wajah seorang bocah lelaki. Alis turun, sorot mata seakan menahan sesuatu.

Hanya satu kalimat yang ia ucapkan kepada sang ibu, "Mama, Aku mau pipis." Merespons perkataan anaknya, ibunya menjawab, "Iya, nanti. Tahan aja dulu."

Si bocah lelaki, yang kutebak masih duduk di bangku sekolah dasar itu terdiam. Walaupun begitu, ia masih tetap memegang pahanya: menahan pipis.

Aku memerhatikan si bocah lelaki sejak naik KRL dari Stasiun Gondangdia. Keinginan untuk pipis diucapkan bocah tersebut saat KRL menuju Stasiun Pasar Minggu.

Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB lewat, KRL terus melesat kencang. Udara dingin terasa setiap kali pintu kereta terbuka.

*

Selepas KRL melewati Stasiun Lenteng Agung, bocah lelaki itu kembali berkata, "Ma, beneran ini enggak tahan." Kedua mata si bocah nyaris menangis.

"Ah, kamu mah nge-repotin aja. Ditahan dulu kenapa sih. Sebentar lagi kita juga turun," ujar ibu bocah sembari menepuk pantat. Berharap si anak lekas diam dan mengerti.

Melihat si bocah lelaki, aku pun tak sanggup bila harus menahan pipis. Infeksi saluran kemih yang juga disebabkan kurang minum air putih pernah kualami. Ketika ingin pipis, ya segera aku mencari toilet.

Menuju Stasiun Depok Baru, tangisan si bocah lelaki menyeruak. Untuk ketiga kalinya ia berkata dengan suara cukup keras, "Udah enggak tahan ini, Ma. Mau keluar. Mau pipis sekarang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun