Mohon tunggu...
Fitri Haryanti Harsono
Fitri Haryanti Harsono Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Kesehatan Liputan6.com

Fitri Haryanti Harsono, akrab disapa Oshin, berprofesi sebagai Jurnalis Kesehatan Liputan6.com di Jakarta, Indonesia. Meraih Penghargaan The Best Employee KapanLagiYouniverse (KLY) 2019. Fitri menyelesaikan beasiswa untuk menggarap liputan khusus imunoterapi kanker periode November-Desember 2019. Dalam penulisan, Fitri spesialisasi menulis feature/investigasi reporting/indepth-reporting. Terhubung dengan Fitri di Twitter @v3_aishiteru dan Facebook. Email: fitri.harsono91@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Tiga Sifat Positif yang Terbentuk Berkat Commuter Line

5 Desember 2015   21:03 Diperbarui: 5 Desember 2015   21:09 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Bagi Anda yang tinggal di ibu kota Jakarta dan sekitarnya, moda transportasi ‘kuda besi’ ini makin bersinar. Pada jam-jam sibuk, terutama hari kerja, ribuan penumpang menyemuti stasiun, menanti tibanya commuter line.

Sebagian Anda mungkin tidak terbiasa naik commuter line karena harus berdesak-desakkan. Tidak dipersalahkan alasan Anda, nyatanya memang hal tersebut pemandangan lumrah.

Di balik itu, commuter line justru mampu membentuk sifat positif para penumpangnya. Keuntungan naik commuter line ini bisa dibilang memberikan manfaat secara psikologis.

Kunci utamanya tergantung Anda menyikapi, terlebih lagi Anda yang menjadi pelanggan sehari-hari.

Olah kesabaran

Suasana naik commuter line sudah terasa ‘panas’ sejak Anda menunggu di peron. Sadar atau tidak, Anda yang bernyali kuat berdiri di paling depan—bahkan melebihi garis kuning batas aman. Tentunya, Anda ingin masuk secepat mungkin.

Uji kesabaran di depan mata. Meskipun Anda dikejar waktu, Anda harus sabar menunggu penumpang turun. Kenyataannya memang sulit mengaplikasikannya di lapangan. Penumpang berlomba-lomba masuk dan saling dorong.

Kesabaran pun terlihat dari ucapan yang Anda lontarkan. Saat berdesak-desakkan seringkali keluhan,  “Woy, jangan dorong-dorong donk; Aduh, pelan-pelan,” terdengar saling bersahutan.

Bukan hanya itu saja, emosi penumpang laki-laki pun ikut goyah. Saking padatnya dan mungkin tidak tahan didorong-dorong. Saya pernah menyaksikan penumpang laki-laki melontarkan kata-kata kasar dan menyebut nama binatang.

Akibatnya, adu mulut terjadi antar-penumpang laki-laki yang berucap demikian dengan penumpang laki-laki lain yang berada tepat di belakangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun