Di Ambang Takdir
Pernah kularung harap di tepian sunyi,
angin membawa gumamku ke langit tinggi.
Aku bertanya tanpa suara,
"Di mana tempatku dalam rencana semesta?"
Langkahku rapuh,
seperti daun yang jatuh tanpa janji,
menari di antara tanya dan pasrah,
menerima luka sebagai bagian dari arah.
Hingga hadirmu menyapa senyap,
seperti gelombang di laut tenang,
menghempas ragu yang nyaris karam,
namun aku takut,
jika ini hanya bayang yang memudar dalam senja kelam.
Apakah ini takdir yang bersandar,
atau hanya riak kecil sebelum reda?
Aku meniti di antara percaya dan bimbang,
tak ingin hanyut,
tak ingin tenggelam,
namun takut melawan arus yang entah menuju ke mana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI