Mohon tunggu...
Fitri Barokah
Fitri Barokah Mohon Tunggu... Guru SD

Saya seorang guru yang alhamdulillah sekarang diberi kesempatan untuk bergabung dengan salah satu rumah Qur'an di Bandung. Saya pendapatkan posisi sebagai asisten menejer trining, dan tugas utamanya ada dibidang training juga pembuatan kurikulum tahfidz. Saya senang belajar hal-hal baru yang belum pernah saya coba dan relevan dengan bidang keilmuan saya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Ambang Takdir

15 Maret 2025   15:23 Diperbarui: 15 Maret 2025   16:50 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di Ambang Takdir

Pernah kularung harap di tepian sunyi,
angin membawa gumamku ke langit tinggi.
Aku bertanya tanpa suara,
"Di mana tempatku dalam rencana semesta?"

Langkahku rapuh,
seperti daun yang jatuh tanpa janji,
menari di antara tanya dan pasrah,
menerima luka sebagai bagian dari arah.

Hingga hadirmu menyapa senyap,
seperti gelombang di laut tenang,
menghempas ragu yang nyaris karam,
namun aku takut,
jika ini hanya bayang yang memudar dalam senja kelam.

Apakah ini takdir yang bersandar,
atau hanya riak kecil sebelum reda?
Aku meniti di antara percaya dan bimbang,
tak ingin hanyut,
tak ingin tenggelam,
namun takut melawan arus yang entah menuju ke mana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun