Mohon tunggu...
Fitri Ayuni
Fitri Ayuni Mohon Tunggu... Foto/Videografer - 2001
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Namanya Fitri Ayuni, lahir di Sidoarjo,06 januari 2001. Dia adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya seorang laki laki bernama slamet ardiansyah. kedua orang tuanya berprofesi pedagang dan sopir.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengidentifikasi dan Menganalisis Problematika Masyarakat Islam

23 November 2019   07:54 Diperbarui: 23 November 2019   07:56 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kontemporer atau kekinian secara umum digunakan untuk menyebut era di tahun-tahun terakhir yang saat ini sedang berjalan. Era kontemporer merupakan kelanjutan dari era modern yaitu era perkembangan ilmu pengetahuan merujuk pada perkembangan sains di Eropa yang ditandai dengan keruntuhan otoritarianisme gereja abad pertengahan dan masuknya zaman baru yang dikenal dengan Renaissance. Era baru ini diikuti dengan revolusi industri di bidang ekonomi dan revolusi Perancis di bidang politik. Penyebaran paham modernisme ke dunia Islam terjadi karena seiring dengan kemajuan pesat di Eropa, dunia Islam justru mengalami kemunduran secara berangsur-angsur.

Kondisi keterpurukan di dunia Islam yang muncul di saat dunia Barat mengalami perkembangan teknologi dan sains yang pesat telah melahirkan krisis kepercayaan diri sebagian umat Islam. Puncak dari krisis kepercayaan diri adalah terjadi krisis idola yang menjadikan sebagian dari umat Islam tidak tahu siapa yang harus diidolakan. Dampaknya mereka telah secara latah menjadikan Barat sebagai idolanya yang ditampilkan dalam perilaku meniru apa saja yang datang dari Barat.

Makanan fast food yang sebenarnya nilai gizinya tidak terlalu seimbang telah menjadi makanan favorit bagi generasi saat ini di kota-kota hampir di seluruh dunia Islam. Soal cara berpakaian juga bisa disaksikan, bagaimana wanita-wanita muslimah secara latah berpakaian ala pakaian orang-orang di Barat yang mempertontonkan auratnya. Soal mengelola pesta, bagaimana trand pesta dengan standing party sudah dilakukan oleh orang-orang muslim yang mengelola pesta pernikahan, pesta tasyakuran, dan sebagainya, padahal Nabi Muhammad Saw. tidak suka dengan orang makan sambil berdiri, tapi karena latah hal ini tidak menjadi soal di pesta-pesta kaum muslimin.

Upaya sejumlah elemen umat ini untuk mengejar ketertinggalan dari dunia Barat telah melahirkan sema-ngat yang disebut dengan semangat kebangkitan umat islam.

Banyak kalangan reformis muslim karena salah mengidentifikasi masalah, semangat mengejar ketertinggalan ekonomi, sains, dan teknologi telah diikuti dengan sikap meniru dalam berbagai aspek sampai pada soal-soal mendasar yang berhubungan dengan pandangan hidup, soal-soal yang berhubungan dengan konsep ilmu dan kebenaran. Mereka berusaha melakukan interpretasi ulang terhadap konsep-konsep dalam Islam yang sudah mapan supaya bisa mengakomodasi perkembangan baru yang ada di dunia Barat. Mereka beranggapan dengan mengikuti Barat akan bisa mengejar ketertinggalan itu. Produknya adalah liberalisasi ajaran agama. Pemikiran-pemikiran seperti soal gender, feminisme, pemikiran soal HAM dan kebebasan, pemikiran tentang pluralisme sampai pemikiran post modernisme yang berkembang di Barat nyaris semua diikuti.

Semangat meniru Barat itu serasa semakin aneh, sampai-sampai banyak juga ilmuwan muslim yang secara latah ikut-ikutan menggugat eksistensi al-Qur'an dan al-Hadits karena begitu bersemangat mengadopsi metode studi yang dikembangkan di Barat yang dikenal metode studi kritik kesejarahan (Historical Criticism). Bagi mereka pikiran baru itu terasa nyentrik dan menarik. Sedikit ilmuwan yang mencoba melakukan kritik terhadap hal itu, padahal metode kritik kesejarahan merupakan metode yang tidak konsisten yang dibangun dengan pendekatan skeptisisme dengan menjadikan keraguan sebagai prosedur untuk mendapatkan kebenaran, maka yang konsisten sebenarnya adalah keraguannya itu.

Kedua Ilmuwan Barat ini telah melakukan segala cara menolak metodologi yang digunakan oleh kaum muslimin dalam menguji otentisitas al-Hadits.  Ada ilmuwan muslim yang terpengaruh sehingga menjadi ragu dengan otentisitas al-Qur'an dan al-Hadits. Cara penalaran seperti ini memang baru sehingga bisa membuat sebagian intelektual muslim keasyikan dengan nalar seperti ini tanpa ada sikap kritis.

Kelatahan sebagian intelektual muslim yang kehilangan jati diri kian menjadi-jadi sering melahirkan produk-produk penelitian sensasional yang bermasalah. Dari hadits Nabi akan diketahui bahwa munculnya cara-cara pembacaan al-Qur'an yang indah adalah manifestasi dari pesan Rasulullah Saw yang disampaikan dalam banyak riwayat, sebagaimana antara lain dalam sabdanya:

"Baguskanlah suara bacaan al-Qur'an kalian." (HR. Abu Daud dan An Nasa'i)
Dalam redaksi yang lain:

Baguskanlah al-Qur'an dengan suara kalian, karena suara yang bagus akan menambah keindahan al-qur'an. (HR al-Darimi)
Kemudian Rasulullah juga bersabda:

"Barangsiapa yang tidak memperindah suaranya ketika membaca Al Qur'an, maka ia bukan dari golongan kami." (HR. Abu Daud dan Ahmad)
Dalam Riwayat al-Bukhari disebutkan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun