Di sela-sela pembicaraan, jika kita tau bahwa teman sudah kesulitan untuk berbicara daripada menunjukan opini atau argumen lebih baik lakukan parafrase. Contohnya “Ternyata itu yang selama ini kamu alami, maaf karena selama ini nggak mengerti kamu. Aku tau yang terjadi padamu itu berat”.
- Dalam memberikan alternatif solusi, libatkan teman agar kita bisa mengesuaikan solusi sesuai dengan potensi dan kekuatan (strength) teman.
Jangan memaksakan solusi masalah yang kamu tawarkan, karena penyelesaian masalah kembali pada orang yang mengalami masalah. Coba bantu teman untuk mengidentifikasi potensi dalam dirinya yang bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah.
- Perhatikan kebutuhan apa yang menjadi prioritas teman, kita harus mampu melihat apakah teman masih mampu menangani masalahnya sendiri atau mereka butuh tenaga profesional.
Jika menurutmu, masalah yang terjadi pada temanmu tidak bisa ia selesaikan sendiri dan sudah mengganggu keberfungsiannya sebagai manusia berikan opsi untuk mengakses jasa tenaga profesional dan jelaskan mengapa mereka membutuhkan bantuan. Kalau bisa tetapi dampingi teman kalian sampai benar-benar memperoleh layanan kesehatan mental.
Sumber tulisan ini diolah oleh penulis dari kuliah online "Psychological First Aid" John Hopkins