Mohon tunggu...
dafit
dafit Mohon Tunggu... Freelancer - manusia

Hutan, gunung, sawah, lautan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Masa Lalu, Bolehkah Jika Aku Rindu?

24 Mei 2023   12:00 Diperbarui: 24 Mei 2023   12:07 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya ada kekuatan yang tak terbendung dari rindu yang teramat dalam. Seorang dari masa lalu terus menghantui, memenuhi pikiranku dengan kenangan manis dan kehangatan yang pernah kita ukir bersama. Aku tak dapat mengelakkan perasaan ini, karena rindu itu telah merajut benang-benangnya di dalam hati.

Aku dan dia, unik. Itu yang membuat rindu ini istimewa. Setiap kali kami bersama, dunia seolah berhenti berputar dan hanya ada kita berdua. Aku merindukan senyumnya yang hangat, tatapan matanya yang penuh arti, dan sentuhan lembutnya yang menghanyutkan. Setiap momen yang kami lewati terukir dalam ingatanku. Seperti lukisan pemandangan dari seorang anak kecil, yang terdapat aliran sungai, hamparan sawah, gunung, lengkap dengan matahari, awan dan burung-burungnya yang lebih mirip huruf ke-13 abjad alfabet.

Namun, waktu dan keadaan memisahkan jalur hidup kami. Kami melangkah ke arah berbeda, menjauh satu sama lain. Meskipun aku mencoba untuk lupakan dan abaikan, rindu itu tetap bersarang dalam hati. Aku terjebak dalam kenangan yang terus memanggilku, mengingatkanku pada betapa berharganya saat-saat itu.

Rindu itu hadir dengan segala kekosongan dan kehampaan. Setiap hari, aku merasakan kehadirannya di antara keriuhan kehidupan sehari-hari. Aku merindukan suaranya yang menenangkan, percakapan kami yang tak pernah habis, dan kenyamanan yang hanya bisa aku temukan dalam dekatnya. Aku merasa seperti ada yang hilang dalam hidupku, dan aku tak bisa menemukan penggantinya.

Rindu ini membawaku dalam perjalanan batin yang melankolis. Aku sering bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika waktu berputar kembali dan kami bersatu lagi. Apakah semuanya akan kembali seperti dulu? Ataukah hanya akan menjadi kenangan yang semakin pudar seiring berjalannya waktu?

Namun, aku juga sadar bahwa rindu ini adalah panggilan untuk memelihara cinta dalam diriku. Meskipun dia telah pergi, ada keindahan yang tersembunyi dalam kenangan itu. Mereka mengajarkan aku tentang arti cinta sejati, kehangatan yang bisa ditemukan dalam koneksi manusia, dan kebahagiaan yang hanya bisa aku temukan dalam kehadirannya.

Aku belajar untuk menerima rindu sebagai bagian dari diriku, bukan sebagai penghancur yang menguasai hidupku. Aku merangkulnya sebagai pengingat betapa beruntungnya aku untuk merasakan cinta yang begitu dalam dan berarti. Aku membiarkannya menjadi sumber inspirasi untuk menciptakan kisah baru, menerangi jalanku ke depan sana.

Meskipun rindu itu bisa terasa menyakitkan, aku bersyukur telah mengenalnya. Dia telah membentuk dan membawa aku ke dalam diri yang lebih kuat dan bijaksana. Aku tahu bahwa aku harus terus melangkah, membangun hidup yang berarti tanpa bergantung pada bayang-bayang masa lalu.

Aku menyadari bahwa masa lalu adalah bagian dari perjalanan hidupku, tapi aku juga harus membuka hati untuk masa depan yang belum terungkap. Aku berusaha untuk menjaga ingatan dan kenangan tentangnya dengan penuh kasih sayang, sambil memberikan ruang bagi diriku sendiri untuk tumbuh dan berkembang.

Aku mencari cara untuk mengisi hidupku dengan sesuatu yang memberiku kebahagiaan dan memperluas horisonku. Aku siap untuk menciptakan cerita baru yang akan mengisi hatiku dengan kehangatan dan kebahagiaan. Bahkan jika cerita baru itu adalah cerita lama, aku tetap akan memperbaruinya.

Tidak bisa dipungkiri, rindu itu tetap ada. Aku tidak tahu apakah suatu hari nanti rindu ini akan memudar atau tetap melekat, tapi aku belajar untuk menerimanya sebagai bagian dari teka-teki hidup yang rumit. Rindu itu mengingatkanku akan nilai-nilai yang penting dalam hubungan, tentang bagaimana saling memberi dan menerima, tentang betapa berharganya kebersamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun