Mohon tunggu...
Fitria Sari
Fitria Sari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sahabat Pena

14 Februari 2019   23:45 Diperbarui: 14 Februari 2019   23:57 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sahabat pena, mungkin di zaman sekarang jarang yang memilikinya. Mungkin sekarang bukan sahabat pena namanya, karena mudahnya berkomunikasi melalui alat komunikasi. Sudah tidak perlu menggunakan media surat untuk berkomunikasi. Tidak perlu repot-repot pergi ke kantor pos untuk sekedar menanyakan kabar.

Berbeda dengan Irla siswi kelas 12 SMK Negeri 1 Wanareja,  dia memilikinya. Dia bukan berarti anak yang ketinggalan zaman, tapi dia memang menyukai hal-hal yang berbau sastra. Irla memiliki satu sahabat pena dan diberi nama "Tuan Bijak". Irla sering bercerita kepada teman-teman kelasnya mengenai sahabat penanya, tapi Irla tidak pernah menyebutkan nama aslinya. Irla hanya memberitahu, bahwa Tuan Bijak ini berasal dari Malang.

Sudah banyak surat yang Irla tulis untuknya. Bertanya kabar, berbagi cerita keseharian, berkirim foto, bahkan bunga. Loh, bunga? Bagaimana cara mengirim bunga di dalam surat? Itu adalah pertanyaan yang langsung ditujukan untuk Irla dari teman-teman di kelasnya. Agar teman-temannya tidak penasaran, Irla pun mengeluarkan bunga yang Tuan Bijak kirimkan untuknya. 

Teman kelas Irla banyak yang bertanya-tanya terhadap bunga tersebut. Bunga yang kering, pipih, dan memiliki warna yang gelap apa spesialnya? "Coba kalian pikir, bunga kering ini walaupun tidak seindah bunga yang lainnya tetapi bunga ini akan lebih tahan lama dibanding bunga yang lain." jelas Irla. Banyak dari mereka menganggukan kepala dan berkata, "Oh iya ya, benar juga.". Dan itu membuat Irla tersenyum senang.

Beberapa hari sebelumnya pun Irla membawa surat yang ia terima dari sahabat penanya. Isi suratnya adalah kegiatan Tuan Bijak ketika berlibur ke Yogyakarta bersama keluarganya. Bahkan beberapa lembar foto pun ia kirimkan untuk Irla. Irla membawa foto itu ke kelas, tapi tidak boleh siapapun boleh melihatnya.

Irla yang sekarang berada di kelas 12 pun sedang mempersiapkan ujian untuk kelulusannya dan ujian pendaftaran perguruan tingginya. Dia bercita-cita ingin melanjutkan ke Universitas Airlangga di Surabaya. Ini dikarenakan Tuan Bijak pun akan melanjutkan ke universitas tersebut. Dan besar harapan Irla untuk dapat bertemu dengan Tuan Bijak secara langsung.

Ujian kelulusan pun terlewati, begitu juga dengan ujian perguruan tinggi. Hari yang ditunggu-tunggu, hari pengumuman ujian perguruan tinggi. Setelah berusaha dan berdoa Irla berharap dapat lolos dan diterima di universitas impiannya. Doanya pun terkabul, ia lolos dan diterima di Universitas Airlangga. Begitu pun dengan sahabat penanya, Tuan Bijak. Ia pun lolos ujian dan diterima di universitas yang sama.

Terakhir kali mereka berkirim surat saat hari pengumuman ujian perguruan tinggi. Setelah itu mereka tidak lagi berkirim surat. Irla dan Tuan Bijak pun sudah merencanakan pertemuan mereka dari jauh-jauh hari sebelumnya.

Singkat cerita, semester awal pun dimulai. Sampailah Irla di taman, tempat mereka bertemu. Sepuluh menit pertama Irla masih menunggu. Sepuluh menit kedua dan ketiga pun Irla masih setia menunggu. Kemudian ada seorang laki-laki datang menghampiri Irla. Pria itu bilang jika ia adalah sahabat si Tuan Bijak.

Dia meminta maaf atas nama Tuan Bijak, bahwa Tuan Bijak tidak dapat menemui Irla di taman. Dia hanya membawa bunga yang sama dengan bunga yang pernah dikirim untuk Irla dulu, tapi bedanya bunga ini masih segar. Dan yang mengejutkan adalah pernyataan yang dilontarkannya. Dia bilang bahwa Tuan Bijak sudah meninggal dunia. Dia bercerita kalau Tuan Bijak mengidap penyakit mematikan yang tidak diketahui oleh Irla. Setelah mendengarnya, Irla pun terkejut dan tiba-tiba menangis. 

Hari-hari pun berlalu, Irla sudah dapat menerima kenyataan yang ada. Bunga yang terakhir diberikan oleh Tuan Bijak pun dia rawat dengan baik, walaupun sudah tidak sesegar pertama kali Irla menerimanya. Dalam hati Irla berkata, "Aku bersyukur, masih ada bunga pemberian milikmu yang bertahan walaupun rupanya tidak seindah bunga yang lain. Daripada bunga yang memiliki rupa yang indah tetapi tidak bertahan lama."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun