Mohon tunggu...
Fitriyah
Fitriyah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis adalah cara untuk berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja dan Kenangannya

13 Desember 2017   16:25 Diperbarui: 13 Desember 2017   16:28 1848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sudah jangan nangis lagi. Jadi jelek tuh!." dia tertawa sambil mengusap pipiku yang basah.

"Tuhan, bagaimana bisa aku menyakiti seorang lelaki yang sangat baik padaku. Seorang suami yang mencintai dan memaafkanku tanpa kuminta," desisku bergumam.

Setelah tangisku reda, dia menyuapiku dengan nasi boran yang dari tadi hanya jadi tontonan. Senja perlahan menghilang berganti malam dengan sinar rembulannya.

***

Di senja ribuan hari yang lalu, aku dan kamu saling bertemu untuk mencecap rindu. Dan aku tak pernah menyangka bahwa aku dan kamu tak pernah lagi menikmati senja berdua di langit stasiun Lamongan. Karena aku memutuskan untuk menikah bukan denganmu. Suratan takdir kita mungkin hanya sampai sekian, dan aku berdoa kau bahagia dengan takdirmu. Begitupun aku bahagia dengan takdirku.

Lamongan, 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun