"Baru pulang kerja mas?" tanya seorang tetangga saat saya dan suami kebetulan lewat di depan rumahnya.
"Habis dari supermarket nih pak," jawab suami ramah sambil memperlambat laju sepeda motornya.
Saat itu memang sedang jam pulang kerja, jadi wajar saja jika si bapak mengira kami baru pulang kerja.
Kebetulan suami masih menjalani bekerja dari rumah alias WFH dari awal pandemi hingga saat ini. Sedangkan saya adalah seorang freelance content writer dan blogger, yang mana waktu kerjanya juga sangat fleksibel.
Maka, tidak jarang memang tetangga 'memergoki' kami berlalu lalang di sekitar rumah di jam-jam kerja kantor pada umumnya. Entah itu keluar rumah untuk ke supermarket atau untuk keperluan lainnya. Atau seperti momen tersebut, yang malah mengira kami baru pulang kerja.
Keseharian kami mungkin terkesan santai, karena jam kerja yang fleksibel, sehingga memungkinkan kami bisa beraktivitas di luar rumah tanpa terbatas waktu. Memang tidak nampak sesibuk karyawan pada umumnya, walaupun beban dan tanggung jawab kerja tentu sama saja.
"Waduh, kalau kita dikira pelihara babi ngepet gimana nih?" tanya saya dengan nada bercanda saat kemudian beberapa kurir silih berganti mengantarkan paket ke rumah kami.
Pasalnya saat itu sedang marak pemberitaan isu babi ngepet yang dituduhkan seseorang kepada tetangganya yang hanya berdiam diri di rumah---tidak bekerja keluar rumah---namun hidup berkecukupan.
Agak-agaknya kondisinya hampir sama dengan kami yang juga tidak pernah tampak keluar rumah untuk berangkat bekerja oleh tetangga.Â
Jika bukan di era digital yang serba internet seperti sekarang, yang memungkinkan seseorang bisa mendapatkan cuan dari rumah, atau tetangga yang kurang teredukasi tentang manfaat internet, mungkin tetangga-tetangga kami juga akan menuduhkan hal yang sama kepada kami. Bisa gawat kan?
Tantangan Bekerja dari Rumah
