Mohon tunggu...
Fitriani
Fitriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Assalamu'alaikum wr. wb.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pindah Agama Sebagai Resolusi Konflik

25 Mei 2020   14:59 Diperbarui: 25 Mei 2020   16:48 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini perkembangan teknologi sudah sangat pesat. Kecanggihan modern media kini bisa mempengaruhi pola pikir serta kehidupan sosial masyarakat. Bahkan status sosial sekarang menjadikan Sebagian besar individu berjiwa dengan adanya alat komunikasi canggih. Perkembangan dan perubahan yang disebutkan di atas tersebut tidak terlepas dengan teori-teori ilmu pengetahuan.


Fungsi sosial masyarakat berkaitan erat dengan fakta sosial yang terjadi, fakta-fakta ini dapat dilihat diberbagai hubungan sosial masyarakat, baik individu maupun kelompok atau yang lebih kompleks, organisasi. Durkheim pernah menyebutkan bahwa fakta sosial ada dua bentuk : satu dalam bentuk material yang memperlihatkan bagian dari dunia nyata (external world) dan yang kedua dalam bentuk non-material, memperlihatkan sesuatu yang tidak nyata.


Prinsip manusia dalam hidup dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis selain faktor sosial yang ada. Misalnya, sebuah Tindakan yang dilakukan suatu individu akan ditentukan oleh nafsu, dan ketamakan, yang mewujudkan diri dalam situasi hidup yang keras, akan tetapi manusia semestinya memiliki nalar (reason). Oleh karenanya, keinginan-keinginan individu selalu berbeda-beda dalam kelompok masyarakat, sesuai dengan kebutuhan mereka, kebiasaan, serta perilaku dalam kehidupan individu atau masyarakat sekitarnya.


Secara sederhana , Konflik atas komunikasi sebenarnya terjadi dalam proses komunikasi itu sendiri, terjadi akibat pelemparan pesan yang tidak memuaskan antara komunikasi dengan komunikator. Untuk melihatnya, konflik komunikasi selalu terikat dengan berbagai teori sosiologi, teori evolusi, teori interaksi, teori ekonomi, bahkan teori integrasi. Teori konflik akan berkembang ari teori struktural fungsional dimana salah satu tokohnya Karl Marx yang menggambarkan masalah-masalah kepentingan dalam individu, kelompok, dan masyarakat.


Ada banyak jenis konflik dan fenomenanya di dalam masyarakat saat ini. Konflik berkembang atas dasar terjadinya pertentangan kepentingan antara pekerja dengan pemberi kerja, yang memberikan terhadap pemberian upah, konflik seperti ini disebut konflik industry. Konflik amat sangat berbahaya karena konflik itu sendiri disfungsional, mengakibatkan perpecahan, dan hubungan suatu masyarakat dan kelompok tertentu.
Kemudian Himes (dalam Sunatra, 1997:32) mengatakan, konflik dilihat dalam dua sisi yang sangat dialektis, sehingga mereka biasanya berusaha untuk memadukan teori konflik dengan teori struktural fungsional. Perhatian mereka terfokuskan pada pada efek-efek penyeimbang yang ditimbulkan oleh konflik.  Namun, tak kalah pentingnya adalah efek-efek yang merusak dan menghancurkan keseimbangan sistem yang dihasilkan oleh keteraturan. Jenis-jenis keteraturan tertentu atau malah terlalu banyaknya keteraturan dalam sebuah sistem akan tidak menyeimbangkan sistem sosial yang ada di dalam masyarakat.


Sebuah jenis fenomena sosial yang berhubungan dengan konflik atas sosial misalnya rasisme. Konflik ini sungguh besar dan dapat menghancurkan hubungan sosial masyarakat. Dimana-mana , dewasa ini sering terjadi kasus seperti ini. Di Indonesia sendiri seperti misalnya orang-orang (khususnya public figure) akan di hujat dan dibicarakan di media sosial apabila ia pindah agama dari islam ke kristen, tetapi mengapa Ketika orang-orang tersebut pindah agama dari Kristen ke Islam, malahan dia di puji?


Agama bukan sekedar identitas atau simbol dalam kehidupan manusia, melainkan sebagai sumber kearifan dalam merespon berbagai problem kehidupan. Agama juga menyadarkan manusia akan pentingnya keharmonisan, kerukunan, dan kedamaian. Sangat penting kiranya untuk menempatkan agama dalam perspektif sebagai agensi-agensi perubahan sosial yang kehadirannya sudah sejak lama dinantikan, sekaligus menempatkan agama dalam wilayah yang harus turut bertanggung jawab dalam memberikan jawaban atas adanya krisis nasional maupun internasional tentang kemanusiaan dan peradaban kiranya perlu juga kita memahami esensi dari agama itu sendiri. Untuk apa beragama serta untuk apa agama itu diciptakan, baik oleh Tuhan (agama wahyu/langit) maupun oleh manusia (agama bumi). Seyogyanya kehadiran agama sudah barang tentu memiliki tujuan yang baik, yakni untuk mengatur relasi manusia dengan Tuhan, manusia, dan alam semesta. Namun, cita-cita agama tersebut seringkali terdistorsi oleh para pemeluknya sendiri. Kemudian dari beberapa pendapat yang menyatakan bahwa agama membawa bencana, karena agama manusia berkonflik, bahkan berperang. Agama juga kerap dianggap sebagai pemicu konflik, sebagai sumber kekerasan dan terorisme. Mengapa demikian, ada apa dengan agama? bukankah seharusnya agama menjadi sumber kedamaian, agama dan spiritualitas yang seharusnya menjadi oase justru hanya melahirkan kehampaan psikologis dan spiritual. Kalau dalam bahasa Nietzsche nya “Agama sudah mati” kurang lebih begitulah adanya tatkala agama tidak mampu memberikan kedamaian bagi pribadi terlebih bagi konfliknya bagi pindah agama yang terjadi disekitar kita.


Nah inilah fungsi komunikasi sosial, seperti misalnya, menyadarkan masyarakat akan gejala-gejala sampingan yang terjadi dalam proses pembangunan, tetapi dapat dihindari bila manusia menginginkan peniadaannya. Fungsi lain misalnya, mengadakan suatu sistem nilai, keterampilan, dan sikap modern kepada masyarakat untuk ditaati. Fungsi sosial komunikasi ini dapat dipahami bahwa pesan berpengaruh di masyarakat, karena melalui komunikasi manusia dapat hubungan sesama dan sebaliknya dapat menimbulkan konflik dan kesenjangan yang berkepanjangan. Tergantung bagaimana manusia memanfaatkan komunikasi sebagai hubungan sosial di dalam masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun