Mohon tunggu...
Fitriana Nugraheni
Fitriana Nugraheni Mohon Tunggu... Administrasi - Reader

Seeker

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngemis, Profesi yang Menjanjikan

18 September 2013   21:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:42 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lapangan pekerjaan semakin sulit di cari, dan iming-iming untuk menjadi wiraswasta membuat mereka semakin ciut karena masalah modal lah, gag pengalaman lah, atau masalah dengan ketidak percayaan kemampuan mereka sendiri. Banyak alasan pastinya yang membuat mereka memilih jalan yang tidak kebanyakan orang memilihnya.

Kemalasan sebenarnya adalah masalah kunci kenapa semakin merajalelalnya pengemis di tanah air ini. Ini jelas bukan masalah pendidikan formal yang kurang menelurkan perihal pengalaman kerja pada siswanya, tapi lagi-lagi ini memang masalah individu. Mereka tidak malu lagi melakukan pekerjaan itu, walaupun sebenarnya mereka harus malu, karena selain hanya bisa menengadahkan tangan setiap harinya, barang tentu mereka juga berbohong mengenai keadaan mereka. Ini memang sudah rahasia umum, sudah banyak kita temui pengemis yang bajunya bagus, punya handphone contohnya, tapi mereka ya tetap melanjutkan pekerjaan dan tidak kepengen move on dari profesinya itu. Jelas tentu, alasannya karena uang mengemis lebih menjanjikan jika di bandingkan dengan mengamen atau berjualan keliling, sudah tidak perlu bawa barang daganganatau gitar, tapi hanya membawa dirinya sendiri untuk mondar-mandir mencari belas kasihan. topik pembahasan kali ini di luar mengemis yang memangbenar-benar mencari bantuan, yang biasanya dilakukan oleh anak-anak.

Meminta belas kasihan orang adalah tindakan yang memalukan, tapi lagi-lagi karena mereka sudah terbiasa dan punya muka tembok, apapun, dimanapun dan kapanpun mereka akan sulit untuk mencoba hal baru untuk hidup yang lebih baik. Jangan sampai seumur hidup kita selalu di kasihani, manusia itu lahir dengan suci maka sebuah keniscayaan manusia harus meninggalkan raganya dengan terhormat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun