Mohon tunggu...
Fitriana Nugraheni
Fitriana Nugraheni Mohon Tunggu... Administrasi - Reader

Seeker

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Nyinyirin" Asian Games 2018

24 Agustus 2018   23:30 Diperbarui: 25 Agustus 2018   01:11 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lama kelamaan dunia maya semakin tidak asik saja, semakin banyak bibir-bibir sumbang yang menawarkan tong kosong bahkan dengan mereka sadari. Parahnya virus ini memang menyebar tidak hanya di satu kalangan namun di berbagai kalangan usia dan tingkat Pendidikan. Agak mengecewakan si, jika orang berpendidikan terkadang suka nyinyir tanpa berpikir dulu secara objektif, setidaknya jika tidak tahu, karena tidak sesuai bidangnya, sebaiknya cari tahu dulu mengenai kebenerannya,walaupun info yang di dapat sedikit.

Faktanya, nyinyir memang tidak hanya terjadi di medsos, namun juga di dunia nyata. Kita sering mengomentari orang yang bahkan kita sendiri tidak kenal. Sebatas melihat penampilan, cara bicara, terkadang kita mudah menjudge kalau orang ini tipe ini dan itu. kalau pepatah berkatah gajak di pelupuk mata tidak Nampak, semut di seberang lautan Nampak terpampang nyata.  

Nah, akhir-akhir ini banyak yang nyiyirin mengenai opening Asian games. Walaupun telat mengomentarinya, tapi gregetannya masih ada sampai sekarang. Come on guys, ini kompetisi se Asia yang tuan rumahnya adalah Indonesia, mengkritik boleh, tapi jangan sampai lah menjatuhkan gitu. kita ambil contoh  2 kasus ini ya, stuntman presiden dan lip sync lagu Asian Games.

Yang pertama mengenai stuntman presiden ketika beratraksi di opening dengan mengendarai motor. Hal pertama yang saya pikirkan ketika mengetahui kalau stuntman yang melakukan itu adalah, WHY, kalau presiden pengen totalitas, kasih aja atraksi motoran biasa aja, ga usah terbang-terbangan gitu. 

Namun bentar dulu, itu pikiran cuma dipikiran, ga diterusin nyinyir di media sosial, nulis komentar nyinyir, enggaakkk.  Kamu harus melihat fakta guys, kompetisi sebesar ini harus menjadi daya tarik dunia internasional, dan salah satunya dengan cara seperti itu. Mungkin akan sangat mengesankan jika presiden kita sendiri yang melakukannya.  Namun juga tidak ada salahnya kan, kalau atraksi bahaya seperti itu harus di lakukan oleh pihak yang professional.

Hawa-hawa pilpres 2019 memang sudah berhembus, namun ya, tetap saja donk, kita harus pilah pilih hal apa yang harus di kritik. Jangan sampai kita terpecah belah antara menyemangati kontigen dari Indonesia dengan siapa yang berhak atas suksesnya Asian Games ini. Kalau bicara Tempat di Jakarta, memang Gubernur mempunyai andil di dalamnya, tapi jangan sampai lah, nyinyirin pak presiden gara-gara namanya lebih tenar di Asian Games dibandingkan Gubernur Jakarta, Namanya juga kepala Negara pasti menjadi pusat perhatian donk.

Yang kedua mengenai lip sync. Ketika tahu penyanyi lip sync, awalnya saya juga berkomentar, kenapa lip sync sih, namun kayak kasus yang pertama tadi, jangan sampai nyinyir itu menguasai kita ya, cari faktanya. Kalau kita orang awam mungkin tidak tahu, jika menyanyi di tempat terbuka semacam itu ditakutkan temponya jadi tidak sinkron, dan itu sudah ada faktanya. Solusinya hanya itu gengs, lip sync, dan lip sync itu memang susah, bahkan pernyataan dari penyanyi professional pun bilang kalau lip sync adalah hal yang paling susah dilakukan oleh penyanyi karena harus menyamakan mimic bibir dan lagu.

sebenernya masih ada beberapa kasus nyinyir di ajang kompetisi ini.

So, kalau kita terus terusan nyinyir, mungkin kita harus menerima tantangan dari direktur NET TV ya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun