Mohon tunggu...
Fitriana Kusuma Wardani
Fitriana Kusuma Wardani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Akun ke dua ada di link dibawah ya jangan lupa kepoin https://www.kompasiana.com/fitrianak9603

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tegasnya KH Ahmad Dahlan dalam Membangun Semangat Islam

28 September 2022   17:49 Diperbarui: 28 September 2022   17:54 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

K.H. Ahmad Dahlan tidak surut semangatnya dalam berusaha mewujudkan citacitanya. Beliau terus berjuang di antaranya melalui jalan dakwah dan dunia pendidikan. Melalui dunia pendidikan ini, dia mampu merubah cara pandang masyarakat sekitar sedikit demi sedikit. Usaha yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan dalam pendidikan ini merupakan salah satu jalan efektif yang dapat ditempuh untuk mengawali jalan perjuangannya.

Dia mendedikasikan sebagian hidupnya di dalam dunia pendidikan. Hal ini merupakan upaya K.H. Ahmad Dahlan dalam memikirkan dan mempersiapkan generasi bangsa agar memiliki karakter diri menuju perubahan meskipun negeri dalam kondisi terjajah. Kegiatan mengajar dia lakukan di langgar yang dibangunnya maupun di tempat lain.Beliau memulai mengajar dengan memberikan pengajian kecil kepada beberapa anak muda di lingkungan sekitar yang datang kepadanya. Kemudian memberikan pengajaran yang memancing daya pikir mereka dengan cara yang unik.Cara pengajaran ini merupakan salah satu kreatifitas yang dimiliki K.H. Ahmad Dahlan dalam memberikan pendidikan kepada beberapa muridnya. Ini berarti menunjukkan bahwa beliau memiliki cara pengajaran tersendiri, yang berbeda dengan pengajaran-pengajaran pada umumnya.

Pengajaran yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan mampu menggerakkan murid-muridnya untuk melakukan amal perbuatan dan akhirnya diwujudkan dalam suatu lembaga amal yang bergerak pada bidang sosial. Proses transfer pelajaran yang diberikan kepada murid-muridnya

bukan hanya sekedar dalam bentuk mengetahui, memahami, dan menerapkan (kognitif, afektif, dan psikomotorik) sebagaimana yang saat ini dikenal dengan teori Taksonomi Bloom. Akan tetapi, materi pelajaran yang disampaikannya itu diwujudkan dalam bentuk amal usaha yang manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di sekitarnya.

Sejarah telah mencatat, metode Ahmad Dahlan dalam setiap memberikan pelajaran kepada siapapun bukan hanya sekedar teori tapi dibimbingnya pula dengan aksi seperti slogan yang diajarkan kepada muridnya yaitu sedikit bicara banyak bekerja. Demikian juga ketika ia mengajarkan surat Al-Ma'un kepada beberapa muridnya selalu diulang-ulang. Akan tetapi muridmuridnya tidak sampai pikirannya dengan apa yang dimaksud oleh beliau. Hingga beliau memberikan pertanyaan balik (feed back) kepada muridnya yang menyebabkan rasa malu dengan ketidak fahamannya atas pelajaran yang diberikan. Tidak hanya selesai di situ saja, Ahmad Dahlan juga memberikan solusi sekaligus perintah untuk dilaksanakan segera. Rupanya Ahmad Dahlan melakukan suatu terobosan dalam mendidik (mengajar) yang masih sangat baru pada zamannya.

Di mana pada waktu itu pelajaran agama diajarkan masih sangat tekstual dan sarat ritual semata.

Inilah salah satu pengajaran K.H. Ahmad Dahlan yang terkenal, dan nantinya dikenal juga dengan teologi surat Al-Ma'un, dari kajian surat inilah akan muncul amal usaha yang peduli dengan kondisi umat.

Sebagai seorang ulama' beliau menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Disampaikannya ilmunya kepada masyarakat, dan di saat masyarakat memerlukan petunjuk dan penerangan beliau penuhi itu dengan harapan dan penerangan. Selain itu, dia bukan hanya

memiliki dan mengetahui berbagai ilmu-ilmu dan hukum-hukum agama melainkan juga mengerti benar-benar akan Tuhan dan perintah-Nya, serta takut terhadap larangan-Nya. Sebagai seorang ulama', beliau ingin mempraktekkan ilmu yang dimiliki dan yang telah diajarkannya dengan sungguh-sungguh dan konsekuen. 

Jika diamati dalam masalah pendidikan agama pada waktu itu, Banyak orang yang akrab dengan Al-Qur'an namun sebagian hanya sebatas pada kegiatan membaca, menghafal, dan menggunakan pada waktu salat semata. Padahal Al-Qur'an merupakan hudan li an-nas, yang membawa manusia kepada pencerahan. Dalam hal ini, Al-Qur'an berkedudukan paling fungsional sebagai al-huda, suatu sumber nilai yang membuka cakrawala pemikiran baru dan mendinamiskan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun