Mohon tunggu...
Fitri Alvionita
Fitri Alvionita Mohon Tunggu... Freelancer - Fitri Alvionita

Fitri Alvionita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Antara Sains dan Agama Terkait Covid-19

15 Agustus 2020   09:45 Diperbarui: 15 Agustus 2020   09:42 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

HUBUNGAN ANTARA SAINS DAN AGAMA TERKAIT COVID 19

Virus covid adalah virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada tanggal 31 desember 2019. Pada tanggal 11 februari 2020, organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization) resmi memberi nama virus tersebut sebagai SARS -- COV -- 2 yang kemudian dikenal dengan Coronavirus Disease 2019 (Covid 19). Penyakit ini resmi dikategorikan sebagai penyakit menular kelas B.

Apa yang harus kita lakukan untuk menghindari dan memcegah penularan wabah covid 19 yang sekarang tengah melanda hampir seluruh dunia termasuk di negara kita Indonesia ?

Guna mencegah penyebaran dan penularan wabah covid 19, agama islam juga mengajarkan kita untuk tidak keluar rumah atau menerapkan protokol kesehatan yaitu dengan  menjaga jarak (social distancing). Sebagaimana yang tertuang dalam Hadis Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya :

" Jika kalian mendengar suatu wabah penyakit melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Dan jika kalian berada didalam negeri itu, maka janganlah keluar untuk lari daripadanya." (H. R. Bukhari).

Terkait dengan pencegahan dan penularan wabah covid 19, Amerika Serikat (AS) mengklaim bahwa terdapat penelitian baru yang terkait dengan wabah Covid 19 bisa cepat hancur oleh paparan sinar matahari.

Penasehat Sains dan Teknologi Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat, William Bryan menemukan fakta bahwa sinar ultraviolet memiliki dampak kuat sehingga dapat membuat covid 19 tidak berdaya. Meskipun penelitian tersebut belum dapat dibuktikan dan belum dirilis, William Bryan juga mengatakan "Dalam penelitian terbaru ditemukan bahwa cahaya matahari memiliki efek yang kuat dalam membunuh virus di permukaan dan di udara".

Berdasarkan pernyataan dari Departmen Of Homenland Security Amerika Serikat

"Semakin tinggi temperatur dan kelembaban udara serta adanya paparan sinar sinar matahari langsung akan memperpendek masa hidup covid 19".
Hal tersebut juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Laboratorium Biocontainment di Maryland, yang menyatakan bahwa virus ini berada dalam kondisi sekarat dengan paparan suhu dan kelembaban udara yang lebih tinggi.

Terkait pengaruh sinar matahari dan covid 1, Ahli Alergi Imunologi Anak Indonesia, mengatakan bahwa keduanya memiliki keterkaitan secara tidak langsung. Agar dapat terhindar dan membantu mencegah penularan covid 19, kekebalan tubuh adalah hal yang sangat perlu untuk dijaga dan ditingkatkan.

Panas yang dihasilkan oleh sinar matahari akan menghasilkan vitamin D yang akan membantu meningkatkan imunitas tubuh. Sumber utama vitamin D adalah sinar matahari berupa sinar ultraviolet B yang bisa didapatkan dan diserap langsung oleh tubuh. Jika kebutuhan vitamin D terpenuhi, maka imunitas akan meningkat sehingga baik sebagai pertahanan tubuh untuk mempertahankan diri dari paparan virus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun