Mohon tunggu...
Fitri Alfia Ardi
Fitri Alfia Ardi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Pascasarjana

Nganjuk pada bulan Januari, 23 tahun lalu...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Childfree Vs Infertil, Sebuah Pertimbangan

23 September 2021   12:32 Diperbarui: 23 September 2021   13:08 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Childfree akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat lantaran pernyataan youtuber Gita Savitri yangmana dia dan suami memutuskan untuk tidak memiliki anak.

Childfree bila diterjemahkan secara langsung yaitu "bebas anak", atau keadaan dimana sebuah pasangan memutuskan secara sengaja untuk tidak memiliki anak dalam kehidupan pernikahannya (voluntary childlessness).

Sejauh ini belum ditemukan data statistik terkait jumlah pasangan yang memutuskan childfree, karena childfree selalu mengalami perkembangan dan ini memungkinkan para peneliti masih melakukan penelitian secara mendalam sehingga belum dapat dirumuskan dalam sebuah laporan yang dapat dijadikan pedoman.

Namun terdapat beragam alasan bagi sebuah pasangan untuk memutuskan childfree. Dikutip dari Wikipedia, secara garis besar ada beberapa alasan. Yang pertama yaitu keputusan pribadi dan sosial.

Dalam hal ini sebuah pasangan mungkin hanya enggan memiliki anak, atau ada alasan yang lebih spesifik untuk itu, seperti pengalaman traumatik dari orangtua mereka, melihat kebahagiaan pasangan lain yang tidak punya anak, tanggung jawab yang besar saat mengurus anak, ketakutan akan kehamilan, dan alasan keharmonisan pasangan bila tanpa "gangguan" dari kehadiran anak.

Kedua, alasan dari segi psikologi dan medis. Seperti perubahan pada tubuh pasca kehamilan dan melahirkan, masalah kesehatan, dan ketidaksiapan secara mental untuk memiliki anak (merasa terlalu muda/terlalu tua).

Ketiga, alasan dari segi ekonomi dan budaya. Semua setuju, bahwa ekonomi adalah permasalahan utama bagi sebuah keluarga. Selain itu, dengan bertambahnya anggota keluarga maka pengeluaran serta pajak yang harus dibayar juga bertambah.

Kemudian secara budaya, dalam perkembangan zaman wanita semakin memiliki tingkat pendidikan yang tinggi serta pemahaman akan kebebasan juga meningkat. Tak dapat dipungkiri bahwa dengan pemikiran akan kebebasan seseorang mampu melakukan apapun. 

Dalam hal ini wanita dapat lebih bebas mengembangkan karir dan kegiatan sosial lainnya tanpa memandang peran gender (seperti anggapan bahwa kodrat wanita adalah melahirkan).

Keempat, alasan dari segi pandangan/pemikiran. Bahwa tanpa memiliki anak sebuah pasangan dapat lebih berhemat. Selain itu muncul pertanyaan dalam diri mereka terkait apa perlunya generasi penerus. 

Selain itu ada ketakutan akan kesengsaraan yang akan dihadapi anak nantinya, serta penolakan terhadap pandangan masyarakat yang mengharuskan memiliki anak, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun