Mohon tunggu...
Fitria Jannah
Fitria Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merantau Jadi Keharusan bagi Pemuda Minangkabau

5 Maret 2021   08:35 Diperbarui: 5 Maret 2021   08:50 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Merantau merupakan kata yang tak asing lagi bagi kita, banyak masyarakat atau kerabat bahkan sekitaran kita bahkan kita sendiri yang merantau. Merantau ialah seseorang yang pergi dari asal tempat ia tinggal ke suatu daerah lain untuk berdiam lama di daerah tersebut dengan alasan atau tujuan tertentu.

Tentu setiap orang mempunyai alasan dan tujuan tersendiri untuk pergi merantau, mungkin karena mencari pekerjaan, ingin mencari banyak pengalaman, menuntut ilmu, mencari jodoh, atau mungkin sudah bosan dengan lingkungan asal tempat ia tinggal.Merantau tidak mengenal status dan usia, sebagian besar yang kita jumpai kebanyakan para pemuda yang sering merantau. Hidup menjadi anak rantau pastinya mempunyai suka dan duka, jadi untuk kalian yang sedang merantau tetap semangat.

 Di Indonesia ada daerah yang menjadikan merantau sebagai suatu hal yang memiliki keharusan, yaitu Minangkabau.
Masyarakat Minangkabau sampai saai ini menjadikan merantau sebagai salah satu tradisi dan kebudayaan.Merantau dalam budaya Minangkabau merupakan keharusan, khususnya kepada para pemuda jika ia ingin dipandang dewasa dalam masyarakat.

Di Minangkabau seorang pemuda yang sudah menamatkan sekolah namun belum mendapatkan pekerjaan dan hanya berdiam diri saja dirumah akan menjadi umpatan tetangga atau kerabatnya.Masyarakat Minang menganggap bahwa laki-laki remaja hingga pemuda yang belum menikah dan tidak pergi merantau sebagai orang-orang yang penakut dan tidak bisa hidup mandiri karena ketergantungan terhadap saudara atau sanak keluarga di daerah Minang.

Mengapa para pemuda Minang harus merantau?

Salah satu jawabannya adalah pepatah Minang yang terkenal soal merantau, yaitu "ka ratau madang di hulu, ba buah ba bungo balun, marantau bujang dahulu, di kampuang baguno balun".

Pepatah itu bermakna, setiap anak lelaki di Minangkabau dianjurkan pergi merantau mencari ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan kehidupan yang lebih baik. Karena ketika muda belum bisa berkontribusi dalam membangun kampung. Kemudian setelah berhasil di rantau maka diwajibkan pulang untuk membangun kampung halaman.

Jadi, tradisi merantau pada masyarakat Minangkabau, memberikan suatu hal yang berdampak baik terhadap para pemuda, karena  merantau bukan hanya yang sering diartikan sebagai mencari penghasilan dan meningkatkan ekonomi. Tetapi, masyarakat. Minang lebih mengutamakan merantau sebagai media untuk menemukan jati diri setiap individu,mencari sebanyak-banyaknya pengalaman, serta menemukan nilai-nilai kehidupan yang tidak didapatkan di daerah asal sehingga setelah pulang dari merantau, sang pemuda akan menjadi pribadi yang lebih baik dan berwawasan banyak di lingkungan bermasyarakat.

https://m.liputan6.com/regional/read/4085243/wamena-dan-tradisi-merantau-orang-minang?utm_source=Mobile&utm_medium=copylink&utm_campaign=copylink

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun