Mohon tunggu...
Fitriah Junita
Fitriah Junita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blogger

Go on and inspire others.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dilema Informasi: Dulu Tersekat, Sekarang Meluap

16 Mei 2021   15:33 Diperbarui: 16 Mei 2021   15:43 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Coba kita perhatiin aja, perkembangan teknologi sekarang nggak hanya menciptakan kemudahan di sebagian besar sektor. Tapi ada hal lain yang dibawanya. Hal yang cukup penting, bahkan dalam beberapa situasi menjadi pemegang kendali stabilitas dunia. Yap, that's information! Informasi menjadi hal yang paling mendasar bagi seseorang. Apalagi bila dikaitkan dengan standar suatu tempat, informasi menjadi hal yang diukur lebih dulu. Seberapa terdidik dan berkarakternya manusia tergantung informasi apa yang dimasukkan dalam otaknya.

Bila mengenang sejenak masa lalu, tentu penyebaran informasi tidak semudah sekarang. Buku-buku masih dicetak terbatas, belum semua tempat memiliki alat ketik. Saat itu, hanya sedikit manusia yang sudah mampu baca-tulis. Bersekolah hanya dicicipi beberapa kalangan, belum tersedia secara menyeluruh. Namun, halangan ini tidak menjadikan manusia berhenti mencari sesuatu yang baru demi menciptakan kemajuan.

Bahkan sebelum Indonesia merdeka, telah ada sekumpulan manusia terpelajar yang mampu memberikan informasi yang baik pada sekelilingnya. Tidak sedikit yang mampu mewariskan karya, beberapanya diselesaikan saat mereka berada di pengasingan. Sepenting itu sebuah informasi, setara dengan keinginan manusia untuk terus maju menciptakan peradaban unggul. Sudah menjadi sesuatu yang jamak bila dulu ada buku yang dilarang beredar, siaran radio yang dicekal, atau tulisan yang tak bisa dipublikasikan bebas kepada khalayak ramai.

Dulu, untuk mengetahui keabsahan sebuah informasi perlu melakukan riset mendalam dengan membaca literatur yang terjamin, bertanya pada ahli, atau melakukan penelitian terkait informasi yang dibutuhkan itu. Perlu jalan panjang sebelum informasi itu teruji valid dan bisa disebarkan. Sikap kehati-hatian sangat dijunjung tinggi, mengingat sekali satu informasi disebar maka sulit sekali mengubahnya dalam sel otak manusia.

Tapi berbeda dengan hari ini. Sejak tersedianya jaringan internet dengan inovasi yang terus dilakukan, manusia seakan tidak memiliki sekat lagi untuk mencari tahu berbagai macam informasi. Tidak kenal umur dan tempat. Jarak dan waktu bukan lagi halangan. Media yang tersedia jauh lebih ringkas dan mudah dijangkau. Baiknya, manusia tak kerepotan untuk mencari satu informasi bila sedang dalam keadaan mendesak. Sulitnya, informasi yang tersedia hari ini terlalu banyak sampai kerap disebutkan bahwa zaman ini dikenali dengan zaman 'banjir informasi'.

Sepersekian detik, bisa terdapat lebih dari seratus info dalam satu linimasa aplikasi. Tentu otak kita tak mampu menyerap utuh seluruh info itu. Kita hanya akan mengambil yang menarik dilihat. Syukur bila kita memiliki pengetahuan dasar bagaimana cara memilah informasi asli dan palsu beserta kemampuan literasi yang tinggi. Sayangnya, tak semua dari kita memiliki kedua kemampuan tersebut. Kita dengan mudah menekan tanda like atau share, tapi abai membaca secara utuh apa informasi yang disampaikan di dalam sana.

Kita mudah terpesona pada tampilan konten yang memanjakan mata tanpa memperhatikan apa isinya. Terlebih sekarang tidak hanya berhenti di media sosial, informasi dengan mudahnya disampaikan lewat aplikasi hiburan. Banyak yang bersuara tapi tak semuanya memiliki referensi yang jelas. Dan dengan bangganya kita berkiblat ke sana. 

Tentu ini jadi dilema manusia hari ini. Sulit kalau hanya berbekalkan referensi dari media yang sifatnya fleksibel tanpa dukungan literatur yang mendukung. Sampai sini, informasi bak memiliki dua sisi mata uang : terbatas tapi berkualitas, meluap tapi miskin isi. Sebagai manusia cerdas informasi, miliki dasarnya dulu sebelum menyerap. Pastikan didukung dengan sumber tepercaya sebelum menyebarkan. Jangan hanya karena tertarik dengan isi atau tampilannya saja. Selamat melek informasi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun