Mohon tunggu...
Fitria atika
Fitria atika Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswi IAIN JEMBER

TARGET = TEKAD

Selanjutnya

Tutup

Diary

Wanita Sekolah Tinggi untuk Apa?

22 September 2021   22:51 Diperbarui: 22 September 2021   23:03 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Jadi permasalahan ini sebenarnya ada pada setiap diri seseorang. Tentang tujuan kenapa dulu kuliah?

Namanya manusia pasti memiliki banyak tujuan dan mimpi untuk masa depannya.

Saya sudah bertanya kepada beberapa teman saya wanita tentang kenapa mereka akhirnya memutuskan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, dan banyak yang menjawab (ibu adalah madrasah pertama), mungkin memang ada yang menjawab dengan sepontan untuk masa depan lebih cerah, atau untuk mendapat pekerjaan kantoran, tetapi hanya sedikit yang menjawab demikian.

Terus kalau wanita tidak berpendidikan gak bisa menjadi ibu yang baik dalam mendidik gitu? Eitz, jangan salah arti ya buat para pembaca.
Wanita yang tidak berpendidikan juga mampu menjadi madrasah pertama yang baik untuk anak, asalkan mampu memiliki sifat dewasa dan bertanggung jawab dengan tugasnya.

Tapi disini saya fokus dengan topik yang mempermasalahkan wanita berpendidikan tinggi yang akhirnya di rumah saja. OK!.

Tapi ada juga ni, teman saya yang menjawab "dapur kita beda dengan dapurnya", wah ini mungkin lagi sebel kali ya dengan komentar seperti itu.

Bahkan ada jawaban teman saya yang menarik sekali ni saat di tanya kenapa wanita berpendidikan tinggi. "Untuk menciptakan generasi yang baik juga, wkwk. Mungkin ada korelasinya sama genre yaa pastinya, karena kebanyakan orang menganggap bahwa wanita itu emang hanya gitu-gitu aja kerjanya, misal : jadi ibu rumah tangga. 

Namun ketika dikaitkan dengan sekolah tinggi, itu justru akan terjadi perbedaan antara wanita yg berpendidikan tinggi dengan wanita yg sebaliknya ( ini terlepas dari pembahasan wanita karir dulu ya ). 

Kita sebagai wanita, atau contoh sederhananya saya sendirilah, keseringan mendengar komentar dari laki-laki kalau wanita itu bisa aja jadi pemimpin, jadi seakan akan laki-laki itu memandang wanita hebat kalo dia mampu memimpin sebuah perkumpulan dan sebagainya.Tapi pandangan saya disini beda, wanita boleh mengejar karir namun harus tau batasan, dimana syari'at menjaga wanita dengan sebaik mungkin.

Kembali lagi kepada mashalihus syari'at, bahwa ketika memungkinkan meniti karir namun akan terjebak pada kemaksiatan, maka alangkah baiknya berdiam diri saja."

Sungguh kritis jawaban nya. Dan jujur saya setuju dengan argumen teman saya tersebut. Sangat menarik. Tapi di situ benar-benar tidak ingin menyinggung wanita karir ya. Wanita karir tidak masalah, asal persetujuan suami dan mengetahui batasannya. OK!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun