Mohon tunggu...
Fitria Try Handayani
Fitria Try Handayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa pembelajar

Mahasiswa pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Love

Aku Namai Purba Asmara

15 Juni 2021   07:48 Diperbarui: 15 Juni 2021   08:08 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita dahulu kala. Waktu dan ruang tak cukup mewakili. Perhelatan misteri dunia memang tak ada habisnya. Kamu selalu mendekati zona minimum dipelupuk mata. Selalu terbayang-bayang samar tentang dirimu. Aku teringat akan cerita guru SMA-ku dulu, waktu dan ruang itu kemanapun kamu pergi, pasti akan menjumpainya, tetapi ada yang tidak bisa dijangkau oleh ruang dan waktu, yaitu cinta. Kamu tahu cinta? Aku tidak tahu pak...

Guru yang cerdas, menjadi inspirasiku.

Kata-kata Pak Diyo tadi membuatku penasaran sampai sekarang. Sebelumnya, tak ada penelitian yang meneliti tentang itu, Einstein sekalipun, oh ya, mungkin saja. Tetapi, aku teringat lagi. Sekarang sudah memasuki zaman fisika modern dan kuantum. Ruang dan waktu adalah milik generasi terdahulu.

Kami, murid-murid SMA duto tak habis pikir, Pak Diyo yang secerdas itu, kenapa hanya menjadi guru SMA. Padahal kecerdasannya di atas rata-rata. Harusnya dia menjadi profesor fisika atau kepala lembaga ilmu pengetahuan.

Lalu, ada wanita yang membuatku selalu tertarik untuk mendekatinya bak magnet. Dari dulu sampai sekarang. Akibat perkataan Pak Diyo, aku selalu bereksperimen. Apakah cinta ada memang ada dalam wanita itu seperti apa?

Purba namanya, gadis yang cantik dan fleksibel. Kami pernah berjumpa di kedai teh milik Pak Laka. Dulu, ia anak seorang mantri desa. Dan sekarang ia menjelma dokter paling laris di Kota Belangga. Aku sendiri masih kawakan begini, kerjaan tak kunjung dapat, asmara-pun pukat. Oh Purba, ijinkan aku merayumu gombal dan kita akan jatuh ke dalam asmara.

Minggu depan, kita akan bertemu di Taman Kota yang tak jauh dari tempat kerjamu. Walaupun terbilang cukup mapan, ia belum bersanding pasangan sampai detik ini. Entah ada alasan apa yang ada di otak dan perasaannya. Padahal dari anak seorang walikota sampai pejabat teras pernah melamarnya. Pasti akan ku tanyakan.

Gadis-gadis kecil berkeliling memutar badan. Bergandeng tangan, saling erat. Dibawah sayup cahya purnama, mereka berteriak bersama. Purba !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun