Mohon tunggu...
Fitria NurLaili
Fitria NurLaili Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

chemistry 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Tatap Muka di Era Pandemi

26 Oktober 2021   11:24 Diperbarui: 26 Oktober 2021   13:12 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah pandemi COVID-19 ini, pemerintah tetap berkewajiban untuk memenuhi hak anak bangsa agar memperoleh pendidikan. Meskipun begitu, pemerintah tidak boleh sembarangan membuka sekolah berdasarkan status wabah suatu daerah. Sekolah yang dibuka juga harus tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat agar terhindar dari penyebaran COVID-19.

Pada tanggal 30 September 2021, dibeberapa daerah khususnya di daerah yang berada dilevel 1 dan 2 sudah bisa memulai kegiatan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) untuk jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA. Namun, pelaksanaan kegiatan PTM tetap harus mematuhi protokol kesehatan yang cukup ketat. Ada beberapa perintah presiden yang harus dipatuhi ketika pelaksanaan kegiatan PTM, seperti jumlah siswa PTM sebanyak 25% dari total siswa, pembelajaran hanya 2 hari dalam sepekan, maksimal 2 jam pelajaran, adanya perizinan orang tua atau wali murid, dan semua guru harus selesai vaksinasi sebelum pembelajaran tatap muka dimulai.  

Kegiatan pembelajaran tatap muka ini dilaksanakan agar dapat mengejar ketertinggalan pendidikan yang terkendala akibat pandemi COVID-19. Tidak hanya pada capaian pendidikan atau kecakapan hidup semata, tetapi juga terhadap nilai pendapatan siswa pada masa depan. PTM terbatas juga merupakan upaya menyelamatkan anak-anak Indonesia dari risiko dampak negatif Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara berkepanjangan. Jika tidak segera menerapkan PTM terbatas, generasi sekarang ini dikhawatirkan akan kesulitan untuk mengejar ketertinggalan.

Namun, pada kenyataannya ada beberapa sekolah yang masih kurang ketat dalam melaksanakan protokol kesehatan. Bisa kita temukan di depan beberapa sekolah, masih ada murid yang berkerumun baik sebelum melaksanakan PTM maupun sesudah melaksanakan PTM. Guru seharusnya bisa mengatur siswanya agar selalu melaksanakan protokol kesehatan dan tidak menganggap remeh pandemi ini sebab pandemi COVID-19 belum usai.

Mirisnya ada beberapa kasus di beberapa daerah, salah satunya yaitu di daerah Bandung yang terdapat sebanyak 54 siswa dan guru yang dinyatakan positif COVID-19 setelah melakukan tes usap PCR secara acak di Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dengan adanya kasus tersebut, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menyatakan bahwa pembelajaran tatap muka terbatas di 12 sekolah dihentikan sementara. Menurut Sekretaris Disdik Kota Bandung, Drs. Cucu Saputra, M.M.Pd, dari 67 sekolah yang melakukan kegiatan PTM, sebanyak  37 sekolah di antaranya nol kasus positif Covid-19. Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa kurangnya menerapkan protokol kesehatan secara ketat justru dapat berakibat pada penyebaran COVID-19.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seharusnya semua pihak yang terlibat dalam program pembelajaran tatap muka harus saling menjaga protokol kesehatan. 

Hal tersebut bertujuan agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan dapat memberi semangat kepada siswa untuk belajar di tengah pandemi ini. Selain itu, adanya pembelajaran tatap muka ini juga diharapkan dapat menghilangkan dampak negatif dari PJJ yang berkepanjangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun