Mohon tunggu...
Fitri NurNitasari
Fitri NurNitasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - _nurnita

Mahasiswa IAIN Surakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dakwah Entertain di Era Millenial

25 Februari 2021   13:04 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:22 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era millenial ini adalah masa yang sangat istimewa dimana semua orang bisa mendapatkan sesuatu dengan sangat mudah dan di era ini, digital merupakan kebutuhan utama. 

Era millenial adalah puncak dimana semuanya serba instant dan banyak dinikmati masyarakat. Era millenial menggambarkan masyarakat yang konsumtif tak berfikir panjang serta daya nalar yang cenderung lemah. Berdakwah memiliki definisi yaitu mempropogandakan suatu keyakinan, menyerukan suatu pandangan hidup, iman, dan agama.

Dakwahpada era millenial ini dihadapkan dengan berbagai tantangan dan problematika yang semakin kompleks, hal tersebut tidak lepas dari adanya perkembangan masyarakat yang semakin maju dan beradab. Dakwah pada era millenial bukan hanya bersifat rutinitas, temporal, dan instan, akan tetapi dakwah membutuhkan paradigma keilmuan. 

Berpijak dari berbagai problematika dakwah sebagaimana yang telah di kemukakan, maka proses dakwah dalam konteks kekinian hendaknya tidak hanya di perankan oleh para kiyai, ustadz, dan mubalig saja, akan tetapi sebagai seorang muslim dapat berkontribusi sesuai dengan profesinya dalam menyebarkan pesan-pesan dakwah kepada umat.

Perkembangan media komunikasi saat ini menunjukkan perubahan cukup mendasar. Banyak media yang dapat dijadikan alternatif untuk menyampaikan pesan secara masif (dengan target penerima yang besar) dan dalam waktu yang relatif cepat. 

Memanfaatkan media massa dalam aktivitas dakwah Islam juga merupakan salah satu cara efektif dalam mengimbangi dan meminimalisir dampak negatif yang ada dalam media tersebut. 

Jadi para da'i harus tanggap dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi sehingga mampu memanfaatkan media yang ada, terutama media massa modern. 

Media dakwah melalui budaya sangat efektif dan terasa signifikan dalam penerapan ideologi Islam. Penonton film sering terpengaruh dan cenderung mengikuti seperti halnya peran yang ada pada film, hal seperti itu dapat menjadi peluang yang baik bagi pelaku dakwah ketika efek dari film tersebut bisa diisi dengan konten-konten keislaman.

Di zaman era milenial ini dakwah harus disampaikan dengan cara menghibur, menarik supaya dakwah dapat diterima. Sekarang dakwah di era millenial ini melalui sarana hiburan seperti film, lagu, dan lain sebagainya semakin banyak. Misalnya dengan film seperti para pencari Tuhan, bulan terbelah di langit Amerika, mencari hilal dan lain sebagainya. Unsur utama media dakwah perlu menyesuaikan diri dengan unsur dakwah yang lain, seperti metode dakwah dan logistik dakwah.

Sebagaimana yang diketahui bahwa unsur-unsur dakwah meliputi dai, mad'u, pesan dakwah, metode/cara berdakwah, dan media (sarana dakwah). Film dapat digunakan sebagai media komunikasi, dengan demikian da'i akan dapat lebih banyak menginformasikan hal-hal positif tentang Islam meliputi beberapa materi seperti akidah, syari'ah, maupun akhlak dapat pula memberikan pendidikan. 

Dengan film kegiatan dakwah tidak monoton tapi ada variasinya, karena dengan hiburan (entertaint) masyarakat selaku penerima dakwah akan terhibur ketika mengikuti kegiatan dakwah tersebut. Sehingga dakwah yang mereka terima menjadi sesuatu yang menarik untuk di perhatikan.

Meskipun film bukan satu-satunya media yang terbaik dalam berdakwah, namun dengan menggunakan film diharapkan mad'u akan menemukan karakter positif dalam film tersebut, sehingga dengan menonton film tersebut mad'u akan terpengaruh pada karakter dalam film dan dapat mengambil contoh/keteladanan dari film tersebut.

Dakwah pada hakekatnya adalah segala aktivitas dan kegiatan yang mengajak orang untuk berubah dari situasi ke situasi yang mengandung nilai kehidupan yang bukan Islami kepada nilai kehidupan yang Islami. Aktivitas dan kegiatan tersebut dilakukan dengan cara mengajak, mendorong, menyeru tanpa tekanan, paksaan, dan provokasi. Jadi perubahan yang dilakukan mad'u adalah berdasarkan kesadaran, hati nurani, dan keinginannya sendiri. Dalam prakteknya dakwah memerlukan media sebagai sarana yang diharapkan dapat memerankan dirinya dengan baik dalam menyampaikan materi dakwah dari da'i kepada mad'u.

Film sebagai media dakwah yang dapat memerankan dirinya dengan baik dalam menyampaikan dakwah. Film juga dapat digunakan sebagai media informasi, dengan demikian da'i akan dapat lebih banyak menginformasikan hal-hal positif tentang Islam meliputi akidah, syari'ah, maupun akhlak. Sebuah film bersifat relatif dan subyektif, tergantung pada penafsiran pihak yang berkepentingan. Hal seperti ini tidak lepas dari nilai, norma, dan pandangan hidup dari pemakainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun