Istiqomah dalam taat, adalah Proses panjang se-umur Hidup.
Berbagai hal, rintangan, ujian akan senantiasa menemani selama proses tersebut.
Sejatinya kita hidup untuk mencari Ridho Allah, beribadah kepada Nya, senantiasa melakukan perbuatan yang dicintai Nya, dan meninggalkan perbuatan yang dibenci Nya.
Sederhana namun balasan disisi Nya luar biasa.
.
Tapi bagaimana jika diperjalanan menuju Istiqomah, kita malah dihadapkan dengan ujian-ujian yang mungkin akan membelok kan langkah kita?
Dihadapkan dengan urusan Duniawi, Harta yang membuat lupa, Jabatan yang membuat bangga, dan Rasa Cinta kepada Makhluk ---
Bagaimana bisa ketika Diri ingin Dekat, Taqwa kepada Allah, sementara diam-diam Hati mengkhianati Diri dengan perasaan-perasaan seperti Cinta kepada Dunia dan Makhluk ciptaan Nya?
.
Sebagian berpendapat bahwa Cinta adalah Fitrah. Manusiawi.
Lalu bagaimana jika Cinta itu sendiri malah membuat Kita
me-Nomor-Dua-kan Sang Pemilik Cinta itu sendiri?
Masih wajarkah?
Bagaimana jika Cinta tersebut malah membuat kita lupa pada prioritas Hidup kita sebagai Hamba Nya?
Bagaimana jika Cinta membuat Iman kita lemah?
Hafalan Qur'an terlupakan, Sholat dikesampingkan, Kajian tak lagi Niat karena Lillah, tapi karena Dia.
Dan seterusnya, dan seterusnya---
.
Tentu kita tak mau jika Cinta pada Dunia dan Makhluk sampai merusak stabilitas ke-Iman-an kita kepada Allah.
Lalu bagaimana cara terbaik menyikapi Rasa?
.
Ya, cara terbaik adalah "Sadar kapan harus Kembali"
Sejauh apapun kita melangkah, suatu saat pasti akan mengalami jatuh, lemah, ingin menyerah.
Entah dikucilkan Dunia, atau ditinggal pergi oleh Cinta yang Jejak nya masih membekas di Hati.
Tapi, Selama Allah masih di Hati kita, dengan sendirinya Iman akan membimbing kita untuk terus kembali ke arah yang benar, mengubah pandangan kita tentang Dunia, dan Membuka Hati kita tentang Akhirat yang pernah terlupakan.
Karena Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar, dan Allah akan selalu memberikan petunjuk pada Hati yang Percaya dan Bergantung hanya pada Nya