Mohon tunggu...
Fitri Handayani
Fitri Handayani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Student

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikologi Komunikasi Nabi Muhammad SAW dengan Para Sahabat

17 Januari 2022   11:33 Diperbarui: 17 Januari 2022   11:40 1671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi Nabi Muhammad SAW dengan para sahabat melalui verbal maupun non verbal menyesuaikan dengan para umatnya yang berbeda-beda. Baik komunikasi dengan istri, anak, sahabat, dll. Komunikasi verbal sendiri adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol yang mempunyai makna-makna yang berlaku umum dalam proses komunikasi. Sedangkan yang dimaksud dengan komunikasi non verbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap,dan sebagainya yang memungkinkan orang berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi yang dilakukan secara persuasif dengan menggunakan fakta psikologis maupun sosiologis. Pesan-pesan dakwah dirancang dengan sangat baik yang menimbulkan kepada "Komunikasi Dakwah". Proses komunikasi yang selalu diimbangi dengan tauladan akhlak yang mulia, sehingga memberi kesan dan dampak positif kepada semua orang dan juga ditambah dengan pembawaan beliau yang karismatik dan lembut. Menurut Larry A. Samover, " Manusia tidak dapat menghindar dari komunikasi dalam interaksi sesamanya." Pada hakekatnya saat manusia berkomunikasi, memindahkan atau menyalin pikirannya dalam bentuk lambang. Agar lambang itu bermakna maka harus disampaikan secara tepat.

Dari sudut pandang psikologi komunikasi, Rasulullah SAW adalah seorang komunikator yang hebat, setiap pesan yang di sampaikan selalu diingat dan sampai ke hati para sahabat dengan baik, bahkan mereka kaum kafir yang memusuhinya. . Hampir semua hadis disampaikan dengan memperhatikan konteks atau psikologi komunikasinya. Sebagaimana salah satu contoh hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, yang artinya : Abu Said Al-Khudry berkata : Saya mendengar Rasulullah bersabda : "Barang siapa di antara kamu melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan kekuasaan, kalau tidak mampu  maka dengan tegurannya, dan kalau tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya Iman."

Beberapa studi tentang psikologi Nabi Muhammad dengan para sahabat, tergambar pada komunikasinya, salah satunya komunikasinya yang berhubungan dengan strategi Perang Uhud yang dimana saat itu Rasulullah bertanya kepada umat muslim apakah ada yang ingin menggunakan pedang yang berada ditangannya dan beberapa sahabatnya mengacung, lalu Abu Bujana yang terpilh. Sahabat Rasullulah ini datang dan menghampiri Rasullulah seraya bertanya "Apa yang harus saya lakukan dengan pedang ini, wahai Rasullulah?" lalu Rasullulah menjawab "Hantamkan kepada para musuh Allah sehingga pedang itu menjadi bengkok atau patah berkeping-keping." Lalu Abu Bujana yang terkenal gigih tersebut menjalankan amanahnya dan pada akhirnya menyerahkan pedang yang sudah bengkok dan berlumuran darah kepada Rasullulah. Beliau disebut sebagai Perisai Rasullulah ketika beliau terdesak di Perang Uhud.

Contoh lainnya adalah komunikasi beliau dengan istri-istrinya, Khadijah dan Aisyah RA,  dengan sahabatnya Abubakar dan Ali disaat mereka ingin berhijrah, komunikasinya dengan para petani, komunikasinya tentang sedekah, ampunan, dan komunikasinya kepada Kaum Yahudi, dan lain-lain.

Komunikasi Nabi Muhammad SAW melalui bahasa verbal dan non verbal yang selalu disesuaikan dengan bahasa umatnya, dan juga selalu diimbangi dengan tauladan dan akhlak yang Mulia, sehingga siapapun lawan bicaranya beliau akan terkesan positif, ditambah dengan pembawaan Rasullulah yang kharismatik,halus dan lembut sehingga membuat semua lawan bicaranya terpesona dan apa yg dibicarakan oleh Rasullulah sampai dihati para umatnya. Ada sisi dimana para sahabat tidak mengerti dan paham apa maksud tujuan dari perkataan dan tindakan yang dilakukan Rasullulah, tapi yang mereka yakini adalah bahwa, yang dicontohkan beliau pasti mempunyai tujuan yang baik, dan pasti terdapat hikmah dibalik itu semua, baik untuk kehidupan masa kini, esok, maupun masa yang akan datang. Allahu A'lamu Bissawab.

Fitri Handayani

2006015139

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun