Mohon tunggu...
fitrah hayati
fitrah hayati Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

Melukis rasa dalam sejuta aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Peluru Tergeletak Itu Tak Diam

2 Desember 2022   04:02 Diperbarui: 2 Desember 2022   04:03 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

peluru

selongsong

amunisi penghabis nyawa tergeletak dilantai berkilau

bergetar sebentar lalu diam

diam dalam ratusan detik yang tak terhitung

diam dalam bisingnya suara sang jendral

diam dalam ngiang-ngiang

suara sumpah jendral

" Bahwa saya akan menjunjung tinggi kehormatan Negara..."

diam dalam jerit yang terpasung

diam diantara bayang bayang laki laki ringkih pemangkul pasar

wanita wanita penjual sayur yang membeli minyak goreng

diam diantara ribuan manusia yang ingin menjadi warna negara yang baik

Negeri Ini

diam dalam isak yang paling dalam

tak ada bibir yang bisa berucap

pada darah yang melekat ditubuhnya

darah yang bertanya

" Apa Dosaku ? " 

diam dalam doa yang terus terucap 

" Tuhan, esok tempatkan aku pada manusia yang benar " 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun