peluru
selongsong
amunisi penghabis nyawa tergeletak dilantai berkilau
bergetar sebentar lalu diam
diam dalam ratusan detik yang tak terhitung
diam dalam bisingnya suara sang jendral
diam dalam ngiang-ngiang
suara sumpah jendral
" Bahwa saya akan menjunjung tinggi kehormatan Negara..."
diam dalam jerit yang terpasung
diam diantara bayang bayang laki laki ringkih pemangkul pasar
wanita wanita penjual sayur yang membeli minyak goreng
diam diantara ribuan manusia yang ingin menjadi warna negara yang baik
Negeri Ini
diam dalam isak yang paling dalam
tak ada bibir yang bisa berucap
pada darah yang melekat ditubuhnya
darah yang bertanya
" Apa Dosaku ? "Â
diam dalam doa yang terus terucapÂ
" Tuhan, esok tempatkan aku pada manusia yang benar "Â