Mohon tunggu...
Fitrah Alimuddin
Fitrah Alimuddin Mohon Tunggu... Guru - SDN 003 Balla, Kab Mamasa, Sulawesi Barat

Seorang Istri, Ibu dan Pendidik yang akan senantiasa belajar. Tulisannya banyak dijumpai diblog pribadinya www.edufren.site dan www.sepertikupukupu.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menstimulasi Kemampuan Pra Membaca pada Anak

3 Februari 2023   04:00 Diperbarui: 3 Februari 2023   04:00 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok Pribadi

Membaca merupakan salah satu kemampuan literasi yang harus diajarkan kepada anak sejak dini. Ada enam tahap perkembangan kemampuan membaca menurut Jeanne Chall seorang ahli pendidikan, yaitu:

  • Pra Membaca (Usia 6 bulan - 6 tahun)
  • Kemampuan Membaca Awal  dan Kemampuan Menguraikan Kode (Usia 6 - 7 tahun)
  • Lancar Membaca (7 - 8 tahun)
  • Membaca Untuk Mempelajari Hal Baru (9 - 14 tahun)
  • Memahami Sudut Pandang yang Beragam (15 - 17 tahun)
  • Mampu Melakukan Konstruksi & Rekonstruksi (18 tahun ke atas)

Sebagai orang tua yang memiliki dua anak yang sedang berada di tahap perkembangan pra membaca - usia 4 dan 5 tahun, maka kami banyak belajar bagaimana cara menstimulasi kemampuan dasar literasi mereka.

Tahap pra membaca pada anak biasanya dimulai saat anak sudah pintar bersandiwara seolah-olah sedang membaca buku - membuka buku, mencari halaman yang disukai dan berpura-pura membacanya dengan cara mereka sendiri.

Tahap pra membaca adalah tahap yang krusial bagi penanaman kecintaan pada dunia literasi untuk anak. Pada tahap ini orang tua diharapkan mampu memberikan stimulasi yang tepat sehingga memberikan kecintaan pada dunia membaca dalam diri anak. Ada beberapa cara yang kami lakukan untuk memberikan stimulasi pada kedua anak kami, antara lain:

Membacakan Buku Setiap Hari

Membaca buku merupakan rutinitas malam untuk kedua anak kami, setiap selesai sholat maghrib kami akan membacakan satu kisah untuk mereka. Kisah yang kami bacakan adalah kisah dari buku mereka sendiri yang memang telah kami siapkan sebelumnya. Biasanya setelah membaca kisah mereka akan mulai memilih buku yang ingin mereka dengar selanjutnya. Kami memberikan kebebasan memilih bacaan selama itu buku itu masih bagian dari rak buku mereka. 

Mengenalkan Mereka dengan Perpustakaan

Kami ingin mereka mencintai buku dan kegiatan membaca sejak dini, maka salah satu upaya yang kami lakukan adalah mengenalkan mereka tempat buku-buku - tempat ilmu berada yaitu di perpustakaan. Salah satu perpustakaan yang pernah kami kunjungi bersama dengan anak-anak adalah perpustakaan ibu dan anak yang berada di Jl. Lanto dg Pasewang Kota Makassar. 

Membaca Setiap Kata yang Ditemukan di Lingkungan Sekitar

Biasanya kami mengajarkan setiap kata yang mereka temukan, baik di bungkus makanan atau minuman yang mereka lihat atau membaca setiap kata di papan tanda, kardus dan hal-hal lain yang mereka lihat.

Memainkan Kartu Huruf

Kami seringkali memainkan kartu huruf dengan menyuruh anak-anak menyebutkan huruf yang kami ambil. Atau membiarkan semua kartu huruf tersebut tergeletak di lantai saat kami menyebutkan sebuah huruf dan membiarkan anak-anak mengambil huruf yang mereka dengar. Cara ini cukup seru mengingat kedua anak kami memiliki jiwa kompetisi yang besar, tapi terkadang berakhir dengan tangisan tak mau kalah dari si bungsu, hehehe.

Bermain Suku Kata

Saat ini sang kakak sudah naik level ke pelajaran suku kata, sehingga sekarang kami banyak bermain tentang suku kata dasar - ba,bi, bu, be, bo, dll. Kami menyiapkan kartu suku kata dan menyuruh sang kakak mengambil dan menebak suku kata yang kami sebutkan. Setelah kakak sudah mengetahui suku kata tersebut, kami mulai ke pembelajaran selanjutnya dengan bermain penggabungan suku kata sederhana seperti a-ba, i-bu, be-o, ca-be, ba-ca, dll.

Penutup

Kemampuan membaca anak hendaknya mulai distimulasi sejak dini, tetapi kegiatan stimulasi ini disiasati dengan beragam jenis permainan sehingga anak-anak bisa bermain sambil belajar. Dan satu hal yang paling penting yaitu jangan sampai memaksakan kehendak kepada anak. Alih-alih menginginkan anak bisa cepat membaca, malah membuat anak trauma dengan belajar, trauma dengan kegiatan membaca. Inilah pentingnya memberikan stimulasi dengan menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun