Mohon tunggu...
Fitin Agustin
Fitin Agustin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Tukang Sintesis Kata-Kata menjadi berSenyawa

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Gak Enaknya Jadi Ekstrover

17 Desember 2019   14:06 Diperbarui: 17 Desember 2019   14:14 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
immaturewriterblog.wordpress.com

Beberapa waktu lalu, saya mencoba tes online kepribadian yg berbasis 16 kepribadian orang (Link Tes Kepribadian). Saya mengisi sekitar 5-10 menit untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam website tersebut.

Hasilnya saya masuk kategori ENTP atau Pendebat. Uraian karakter yang dijabarkan cukup detail. Namun saya kaget melihat presentase ekstrovert mencapai 94%. Setelah dipikir-pikir, iya juga sih. Saya bisa nyerocos sana sini, gampang sekali bertemu orang yang baru dikenal, dan memang banci tampil.

Tetapi, saya cenderung senang berteman dengan karakter introvert. Karakter mereka yang bisa jadi pendengar yang baik, sangat enak kalau diajak ngobrol. Pernah sesekali kata terucap seperti ini.

"Ya kamu kan enakan jadi ekstrovert"

Padahal punya hobi nyerocos terus tuh kadang ada nggak enaknya loh.

DIANGGAP BISA APA SAJA
Bisa nggarap apa aja. Pas kepanitiaan bisa ngurus acara, konsumsi, mc, penyambut tamu sampai bikin acara sendiri juga bisa. Tapi itu hanya mitos, ekstrovert yang serba bisa ini sebenernya hanya modal nekad dan keyakinan.

Kadang gak ahli pun, pasti dibilang bisa lah bisa. Apalagi kalau sesi tanya jawab, gak ada pertanyaan pun ekstrovert harus bertanya hal yang mungkin dia gak mengerti. Suka gitu gak sih? porsi tanggungjawab ekstrovert tuh jadi lebih banyak dan kadang tanpa disadari menjadi beban. Streotip serba bisa ini jadi bikin kita kayak "gampang disuruh-suruh".

BICARA SEBELUM BERPIKIR
Uncontrol. Ekstrovert pada dasarnya orang yang mudah sekali berbicara. Kebiasaanya mengulang-ngulang cerita disetiap dia bertemu orang. Rasanya lidah itu gatel sekali untuk gak ngomong.

Ekstrovert cenderung sumbu pendek pas ngobrol. Panjang pendeknya, nafas atau nggak, liat kondisi atau nggak, pokoknya orang lain harus mendengarkan.

Padahal hal itu kadang tidak terlalu penting untuk orang lain tau. Apalagi kalau hal itu sesuatu yang menyakitkan atau keliru, pasti dia baru sadar itu salah setelah berbicara. Nah, kalau kamu punya temen ekstrovert, sering-sering deh ingetin kalau harus jaga perasaan orang lain dan tau kondisi saat berbicara.

GAMPANG MENUTUPI KESEDIHAN
Kadang ekstrovert itu dikenal sebagai orang yang happy terus, mudah tersenyum, dan humble. Karakternya yang selalu antusias jika bertemu orang. Tanpa sadar dibalik senyuman itu banyak sekali sedih yang tidak dapat dia sampaikan. Alasan cuma satu, dia gak mau orang lain sedih karena dia. Walaupun di balik itu, sering menangis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun