Mohon tunggu...
Fitaa Q
Fitaa Q Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru BK, Aku Sayang

20 Februari 2019   20:23 Diperbarui: 20 Februari 2019   21:07 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Melihat kejadian pada saat ini memang sudah tidak bisa dipungkiri bahwasannya guru BK di kalangan anak sekolah sangat ditakuti. Mereka para Siswa mendoktrin dirinya bahwa guru BK identik dengan istilah kejam, menyeramkan, suka marah-marah, sinis, suka mencari kesalahan murid-muridnya dan lain sebagainya.

Apalagi ada sebuah statement bahwa guru BK hanya menagani murid nakal saja. Apakah memang guru BK harus seperti stigma-stigma tersebut? Dan guru BK seperti apasih yang kalian inginkan? Ternyata era milenial pada saat ini tidak butuh sosok guru BK yang ditakuti oleh murid-muridnya melaikan murid-murid harus memiliki rasa sayang kepada guru BK begitupula sebaiknya.

Rasa sayang seperti apa? Guru BK haruslah lebih dekat dengan siswanya. Memiliki hubungan baik dengan murid-muridnya dengan berusaha tampil lebih terbuka agar bisa dengan mudah bergaul dengan muridnya dan begitupula para murid yang tidak akan segan menyampaikan masalahnya kepada guru BK. Saya rasa hal tersebut sangatlah mudah dilakukan oleh guru BK dalam mendekatkan dirinya ke para siswanya.

Sosok guru BK yang bisa berperan sebagai sahabatlah yang didambakan oleh para siswa. Semacam hanya bermodal senyumlah guru BK bisa memberikan keesejukan, kedamaian di hati siswanya. Dengan rasa empati akan mempermudah mengiring mereka dalam mengatasi permasalah-permasalah yang ada di dalam dirinya. Motivasi dan dukungan dari guru BK merupakan hal yang penting bagi siswa. Hal-hal tersebutlah yang akan dirindukan.

Guru BK pun harus mampu menjadi mediator yang baik antara guru dengan siswanya maupun siswa dengan orang tua supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Guru BK pun harus kreatif dan berinovasi. Bayangkan saja jika ada suatu sekolah yang tidak memiliki guru BK yang benar-benar dari lulusan sarjana Bimbingan Konseling.

Sehingga era saat inilah kita harus mampu mengubah paradigma bahwa guru BK bukan sosok moster yang harus ditakuti para murid. Guru BK haruslah menjadi guru yang disayang dan dirindukan muridnya sehingga profesi guru BK tidaklah dianggap sebagai guru yang hanya mencari kesalahan siswanya.
Semoga bermanfaat !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun