Mohon tunggu...
Fiska Aprilia
Fiska Aprilia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rena Ini Menakjubkan

26 Maret 2018   18:48 Diperbarui: 26 Maret 2018   18:59 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (pixabay)

          Ibu berkata, "Minta gantikan saja dengan teman kamu yang lain, pasti bisa kalau dilatih."

Rena pun berteriak dalam hati. "Tidak segampang itu Ibu, dari teman satu kelas, yang lolos seleksi jadi Cinderella hanya aku."

Kali ini, kejadian seperti itu terulang lagi, pada kontes yang segera akan ia ikuti. Kalau perasaan Rena cepat menyusut, bagaimana bisa dia mulai berlatih? Rena tak mengerti mengapa Ibu begitu, padahal gurunya berbicara langsung saat pembagian rapor, kalau dia punya bakat dalam bidang akting. Apa Ibu tak menelaah lebih serius perkataan itu?

Setelah banyak usaha yang Rena lakukan, sebetulnya keinginannya hanya ingin merasakan panggung pertunjukan teater yang lebih besar, menampilkan akting sepenuhnya di ruang yang lebih besar, dan dihadapan penonton yang lebih banyak. Di kontes yang segera ia ikuti, kalau dapat kesempatan menang, ia pasti senang sekali berakting di depan kamera, yang tersalurkan ke seluruh teve di rumah-rumah se-Indonesia, begitulah hadiah kontesnya. Makanya semangatnya menjadi-jadi. Ia bosan tampil teater di sekolah, atau tampil drama musikal di lingkungan RT, mengisi acara 17 Agustus, hari Kemerdekaan Indonesia.

Akan tetapi ucapan Ibu itu tidak membuatnya berkah, Rena jadi tak bergairah.

Rena mencium tangan Ibu seraya keluar rumah. Ayah sudah menunggu di motor siap tancap gas mengantar Rena ke sekolah, rutinitas Ayah sekalian langsung ke tempat kerjanya. Ayah berprofesi sebagai guru di sekolah menengah pertama, di tempat berbeda. Rena mengeluarkan handphone-nya dan mendengarkan musik yang dinyanyikan artis Anggun C. Sasmi selama perjalanan, sembari berpegangan pada kemeja Ayah yang amat licin.

***

Sepulang sekolah, Gege, teman Rena, alias malaikat tanpa sayap, begitulah Rena juluki karena ia banyak membantu dalam hal apapun, sudah berdiri di depan gerbang sekolah. Mereka satu sekolah, tetapi tidak satu kelas. Titik temu mereka disana dan saling menunggu siapapun yang keluar kelas duluan. Rena kegirangan. Ah! Padahal yang spesial dari Gege hari itu hanyalah bando dari kawat berhias monte-monte emas, dan gelang kupu-kupu.

Seraya Gege menyapu-nyapu punggungnya dengan rambut saat berlari mendekati Rena, seketika Rena melihat ada secerca ketulusan dari senyum Gege yang tak tergapai deskripsi apapun. Rena pun langsung meneraktirnya bakso kojek. Sekaligus asupan penambah energi Gege sampai sore, yang akan mendandani dirinya dengan make up,di studio foto, sebelum tukang foto mengambil gambarnya. Rencana itu termasuk sepersekian list pendukung mimpi Rena. Hasil foto sebagai kelengkapan kontesnya nanti. Gege sudah meminta izin kepada Ibunya, untuk langsung ke studio foto sehabis pulang sekolah. Mereka berencana jalan ke studio foto setelah Gege selesai makan bakso kojek.

Gege tak asing dengan make up, dia adalah seorang penari tarian Nyai Lenggang, khas Betawi. Sebelum manggung ia suka pakai make up sendiri seperti penari lainnya, membantu pekerja pe-make-up.

Kalau sudah diatas pentas, Rena pangling mencari Gege di antara para penari, gerak-gerik tubuh Gege penuh perhitungan, memperindah irama, kadang tegas, kadang terlalu gemulai sarat arti. Rasa percaya diri Gege terpancar dua kali lipat diamati dari bawah panggung, di sudut manapun. Barangkali kerasukan inspirasi Nyai Dasima, yang puluhan tahun lalu tetaplah Nyai atau Nona Dasima. Gelar kedudukan lebih tinggi daripada wanita pribumi biasa di mata para penjajah, yang Nyai Dasima raih karena kecantikannya, fitrah wanita yang beliau pesonakan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun