Mohon tunggu...
Fiska Aprilia
Fiska Aprilia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rena Ini Menakjubkan

26 Maret 2018   18:48 Diperbarui: 26 Maret 2018   18:59 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (pixabay)

     "Oke."

          Sepeda itu dibawa Ibu dari rumah, karena ia senang olahraga pagi muter-muter komplek asrama yang elitnya keterlaluan.

Lewat kejadian itu, hubungan Rena dan Danis membaik, mereka saling mengontrol ego masing-masing. Kedewasaan semakin terlihat. Ternyata yang mereka butuhnya hanya rasa saling menghargai.

***

Kepalanya hanya menunduk, menunggu giliran tampil, matanya yang kaku menatap garis-garis lantai di kakinya.

"Rena kamu baik-baik saja 'kan?"

"Ibuuuuuuu." Rena tersenyum lepas.

 Ketakutan dihatinya rada hilang. Ibunya tampak cantik sekali, dandannya lebih menor selama beberapa kali Ibu ke kondangan. Ibu berdandan spesial begitu di hari spesial, berarti hari ini paling spesial.

Ibu memeluknya seketika, air matanya sedikit mengucur, Rena pun demikian, berharap bedaknya tak luntur. Ibu meminta tim penyelengggara untuk sejenak mengizinkannya bertemu dengan Rena yang beberapa menit lagi tampil, persis seperti saat Rena ingin tampil teater disekolah, Ibu memang tidak pernah melihatnya berlatih teater, tetapi ketika tampil Ibu pasti selalu nonton, dan selalu paling ribet, serta paling tahu apa yang Rena mau. Pelukan.

"Kenapa gerogi sekali Rena? Engak perlu begitu, kamu sudah hebat ada di titik ini, Ibu tidak mengharapkan apapun, kami sudah bangga."

Kata-kata itu sangat menyelekit di hati Rena, tak terbendung tangisannya menjadi-jadi, Ibu memeluknya lagi, penuh saksi betapa perjalan yang ia tempuh tidak mudah. Segera ia hapus dengan tangan lentiknya sambil tersendat-sendat, agar make up nya tak luntur. Ayah yang jarang bicara, mengelus-elus pundaknya, berharap Rena tenang. Kekuatan afirmasi dari kata-kata Ibu, langsung membuat tenang.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun