Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Praktisi Fisioterapi

Perkuat literasi dengan membaca! Sebuah Halaman yang membagikan kualitas kesehatan mental, fisik, gerak tubuh, hubungan manusia, dan science. Bacalah 1 artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dampak Stres Berlebihan pada Tubuh

13 Mei 2025   21:14 Diperbarui: 14 Mei 2025   06:09 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.unsplash.com

Stres ditengarai dapat memicu bermunculannya berbagai penyakit ringan hingga berat. Stres dapat berupa stres fisik dan mental. Stres fisik terkait dengan aktivitas atau pekerjaan dengan intensitas tinggi. Stres mental berhubungan dengan tekanan psikologis. 

Seseorang yang mengalami stres karena ujian, berpidato, dan presentasi, berisiko mengalami pilek. Hal ini dikarenakan stres merangsang otak mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon kortisol. Stres menjadi pemicu kekacauan imunitas (daya tahan tubuh). Maka mereka yang stres karena ujian mudah mengalami pilek. 

Hormon kortisol dapat bertindak untuk mencegah berlebihnya lonjakan denyut jantung dan ritme pernapasan yang disebabkan oleh kerja hormon adrenalin. Hormon adrenalin muncul saat seseorang dalam situasi siaga dengan respon siap atau lari pada keadaan yang menurutnya berbahaya. 

Mereka yang sering mengalami cemas, gelisah, dan khawatir berlebihan cenderung lebih banyak meransang pelepasan hormon kortisol. Bila aliran darah kebanjiran hormon kortisol, maka tubuh akan mengalami berbagai reaksi mulai dari peradangan, gangguan imunitas, penyakit jantung hingga kanker. 

Kortisol yang berlebihan menyebabkan tekanan darah dan metabolisme tubuh terganggu. Sel membelah tidak beraturan yang menjadi cikal bakal tumor dan kanker.  

Mereka yang cemas sering mengalami gangguan tidur. Pikiran yang tidak tenang membuat bagian otak tidak dapat mengantuk. Justru sel saraf terus aktif berkomunikasi. 

Normalnya, kita dapat mengalami kantuk karena otot mata yang lelah dengan kedipan melambat dan berat, kemudian merangsang bagian otak untuk mengaktifkan mode istirahat dengan rasa kantuk melalui perlambatan denyut nadi dan otot tubuh lebih rileks, maka kita dapat tidur.  

Mereka yang cemas di bawah pengaruh hormon kortisol, sehingga denyut nadi cepat, otot mata terjaga, dan otot tubuh tegang.  Semakin dalam isi pikiran dan kecemasannya, maka episode insomnia cukup akrab dengannya.

Pada saat tidur, tubuh bekerja memperbaiki organ atau bagian tubuh yang mengalami infeksi atau peradangan. Tidak tidur menyebabkan proses perbaikan tertunda dan semakin memperburuk peradangan. Pada akhirnya mereka yang mengalaminya akan mudah terserang sakit mulai dari pilek, batuk, tekanan darah tinggi, hingga kanker. 

Kehidupan modern menyumbang tingkat stres tinggi pada masyarakat. Setiap orang harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Sektor pekerjaan dan aktivitas tidak lepas dari teknologi. Mereka yang tertinggal jauh dari teknologi justru semakin gelisah karena sulit bersaing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun