Kebersihan tidak dapat diabaikan begitu saja. Tubuh yang bersih mencerminkan perhatian dan kasih dalam merawat tubuh sendiri. Tubuh bersih dengan penampilan menarik tidak harus wangi dan berpakaian mewah, namun terlihat terawat dengan pakaian bersih dan sederhana. Hal ini sudah mewakili seseorang yang mampu menjaga kebersihan diri.
Ada orang yang mungkin berbau ketiak, bau mulut, dan rambut lepek berbau sengit. Entah mereka lupa memakai deodoran, jarang mandi, tidak atau jarang menyikat gigi, dan jarang keramas. Tubuhnya berkeringat menambah bau badan dan pakaian yang juga mungkin jarang diganti. Ada yang memakai baju dan celana yang sama 2 atau 3 hari. Kalau celana masih oke, namun baju yang diganti 2 atau 3 hari sekali tentu tidak baik.Â
Mereka yang malas mandi pagi dan berbekal menyemprot parfum dan menyikat gigi tentu tidak akan merubah kebersihan diri. Tubuh yang bersih yaitu mandi teratur 2 kali sehari dan mengganti pakaian setiap hari. Memakai skincare, memilih sabun dan sampo yang wangi, dan rajin menyikat gigi. Bau mulut bisa terjadi karena bakteri dalam mukosa mulut. Bakteri ini berkembang biak di usus dan mulut terutama di air liur. Kebiasaan makan junk food dan jarang minum air putih berisiko menumbuhkan bakteri bau mulut.Â
Pepatah lama mengatakan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman. Merawat diri dan menjaga kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab pribadi. Tubuh dan pakaian yang bersih dapat berkontribusi dalam menjaga kesehatan diri. Kedua hal ini harus berada pada keadaan seimbang, bila salah satunya tidak mendukung maka berpotensi pada gangguan kesehatan.
Demikian pula dengan kebersihan lingkungan. Lingkungan yang kotor berdampak pada penurunan kesehatan. Individu yang tinggal dalam lingkungan kotor berisiko terpapar virus dan bakteri. Tempat tidur dengan seprai dan sarung bantal yang jarang diganti seringkali menjadi penyebab seseorang mengalami kontaminasi bakteri.Â
Orang yang tinggal secara komunal seperti di asrama dengan keadaan lingkungan yang kotor berpotensi mengalami meningitis. Meninigitis yaitu radang pada selaput pembungkus otak karena paparan virus, bakteri, atau jamur. Gejala meningitis mulai dari demam tinggi, mual, kekakuan leher, dan sakit kepala.Â
Mereka yang gemar menimbun wadah makanan dan alat makan yang tidak terpakai dan tidak dicuci, tanpa sadar memproduksi sarang koloni bakteri, virus, kuman, dan jamur di dalam rumah. Ada orang yang terbiasa menimbun botol bekas minuman, pembungkus makanan, puntung rokok, dan sebagainya di dalam kamar, ruang tamu, pembalut bekas, hingga setiap sudut rumah.Â
Seluruh area rumah dipenuhi tumpukan sampah yang dibiarkan begitu saja hingga menggunung. Mereka yang hidup dalam ruang penuh sampah mengalami gangguan jiwa yang dikenal dengan syndroma hoarding disorders. Tentu saja perilaku ini mencerminkan tingkat kejorokan yang ekstrim. Namun, bukan tanpa sebab, mereka yang melakukannya mengalami persoalan hidup yang melibatkan keterpurukan mental seperti kekecewaan pada orang terdekatnya.Â
Mereka yang menderita hoarding disorders tidak mampu hidup terpisah dan melepaskan barang-barang yang berharga baginya. Penderita ini tanpa sadar menjadi sangat jorok karena wadah bekas dan sampah ikut ditimbun bersama barang lain yang dianggap berharga. Mereka juga terlihat malas karena merasa tidak ada artinya membereskan diri lingkungannya. Sudah dapat dibayangkan berapa milyar banyaknya partikel bakteri, virus, kuman, dan jamur berkoloni di lingkungan tinggalnya.Â
Dampak lingkungan yang kotor, seseorang mudah terserang gangguan pernasapan seperti pneumonia, asma, bronkitis, dan sebagainya. Penyakit kulit seperti kurap, kudis, dan panu serta kutu rambut. Gangguan kesehatan yang bersifat penyakit kritis dan mengancam nyawa pada jangka panjang.Â