Mohon tunggu...
Firsty Wildaniah
Firsty Wildaniah Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan dan Konseling SMP, Konsultan pendidikan, pembicara parenting

saya adalah guru bimbingan dan konseling sejak tahun 2003 memiliki keminatan dalam bidang pendidikan anak usia dini, remaja, anak berkebutuhan khusus dan parenting.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mendidik Anak di 1000 Hari Pertama

2 Desember 2022   14:26 Diperbarui: 2 Desember 2022   14:35 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Memiliki anak adalah harapan semua pasangan suami istri, dengan kehadirannya rumah mungkin akan terasa hangat, harapan dan cita-cita dalam berumah tangga terlihat lebih sempurna. Anak adalah anugrah yang tidak ternilai harganya, banyak pasangan yang menjalani ikhtiar untuk memilikinya. Namun jika Tuhan belum berkehendak maka kesabaran adalah solusi terbaik dengan tetap berdoa serta berharap yang terbaik kepadaNya. Saat kehadiran anak yang diharapkan telah datang, maka tugas kemudian adalah mendidiknya dengan baik sehingga dapat menjadi generasi penerus yang lebih baik dari orangtuanya.

Orangtua di masa kini memiliki beragam referensi dalam mendidik anak, hanya dengan sentuhan tangan dapat ditelusuri pola mendidik yang sesuai dengan keinginannya. Namun sayangnya mendidik anak tidaklah semudah membuat sebuah resep masakan, saat sudah siap semua bahannya, di ikuti petunjuk masakannya lalu jadilah sebuah makanan yang lezat. Hakikatnya mendidik anak menjadi baik adalah yang paling sesuai dengan visi misi orangtuanya, benar adanya bahwa sejak dalam buaian doa orangtua adalah yang terbaik.

Saat memutuskan untuk menikah dan keinginan yang kuat untuk memiliki anak maka tentukanlah tujuan, harapan dan upaya pengasuhannya. Karena mendidik anak yang berkualitas membutuhkan proses dari sejak pertama kehidupannya, bahkan sebagian ahli mengatakan dari sejak ada di dalam kandungan. Beberapa mengatakan sejak kehadirannya di dunia saat satu hari kehidupannya. Asupan yang perlu di konsumsi ibunya pun sangat mempengaruhi ASI yang dihasilkannya,semakin bergizi makanan yang dikonsumsi maka semakin baik pula air susunya. Makanan yang baik bukanlah yang mahal dan sulit terjangkau namun memenuhi kebutuhan gizi seorang ibu dan seimbang mengkonsumsinya. Akhir-akhir ini beberapa ibu mudah menyerah dengan tidak keluarnya ASI sehingga memutuskan untuk menggunakan susu formula. Tidak ada yang salah dengan keputusan tersebut, namun jika dapat diupayakan yang alami maka itulah yang terbaik.

Pertanyaan selanjutnya, saat bayi sudah lahir dan diberikan nutrisi lalu stimulasi yang diberikan pun perlu di optimalkan. Hindari menggunakan gadget saat sedang menyusui, entah menggunakan ASI atau susu formula. Tataplah sorot matanya yang sangat meneduhkan, yang polos, yang membutuhkan kasih sayang dan utamanya membutuhkan pendidikan. Menatapnya pun adalah tahapan mendidik seorang bayi karena kedekatan (bonding) akan terjalin antara ibu dengan anak. Kedekatan tersebut yang nantinya akan menjadi kendali sikap serta perilakunya di masa mendatang. Terdapat seorang anak yang bercerita, dirinya merasa sedih karena saat bayi tidak mendapatkan ASI dari ibunya meski susu formula yang dikonsumsinya adalah susu import dan merupakan yang terbaik di zamannya namun rasanya berbeda. Katanya terasa dalam fisiknya dan psikologisnya, dirinya merasa sering sakit, mudah sekali tidak enak badan serta sikap perilakunya sulit sekali terkendali. Meski dalam benaknya memahami aturan perilaku yang seharusnya, namun selalu ada dorongan untuk tidak mengikuti aturan tersebut.

Mainan edukatif yang beragam bukanlah jaminan seorang anak akan terstimulasi dengan baik. Interaksi dengan orangtua adalah yang terbaik, kualitas waktu dengan ayah ibunya merupakan kebutuhan dasarnya. Lantas bagaimana jika orangtuanya bekerja karena kebutuhan ekonomi saat ini yang semakin sulit. Bukanlah kuantitas yang penting, namun kualitaslah yang terpenting dengan mengorbankan sedikit saja waktu untuk berdialog dengan anak, menyentuhnya serta  memeluknya dengan hangat sudah cukup memenuhi kebutuhan anak yang sudah ditinggal seharian.

Mendidik anak meliputi menjaga fisiknya tetap sehat, menstimulasi otaknya untuk berkembang dengan baik, memfasilitasi ruang bermainnya untuk bergerak , berdialog untuk mengajarkannya berbahasa serta berbicara. Menyentuhnya untuk menghangatkan jiwa serta perasaannya, pelukan, belaian kasih sayang akan membantunya menjadi pribadi yang hangat. Dengan demikian tidak lama sebenarnya mendidik anak,  hanya membutuhkan 1000 hari pertama setara dengan 3 tahun kehidupannya. Ketika ASI sudah terpenuhi serta stimulasi sudah optimal maka selebihnya adalah mengembangkan dirinya sehingga menjadi pribadi yang hangat, sehat dan cerdas.

Dan utamanya adalah anak yang di didik dengan upaya terbaik akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri, cerdas dalam mengembangkan potensinya, sehat fisiknya, mudah untuk di atur serta yang terpenting adalah mampu untuk mengendalikan dirinya dengan baik. Belajar akan menjadi kebutuhannya, sekolah akan menjadi media untuk mengembangkan diri serta mengekspresikan dirinya. Nilai sekolah bukanlah hal penting namun pemahamannya pada setiap pelajaran di sekolah akan di atas rata-rata anak se usianya. Oleh karena itu, upayakan yang terbaik saat awal kehidupannya maka selebihnya pengembangan dirinya lah yang perlu dioptimalkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun