"Kamu lebih berharga...."
Kehidupan manusia di zaman ini ditandai dengan persaingan untuk memperoleh status, kehormatan dan nama baik. Banyak hal yang dilakukan untuk mencapai semua itu.Â
Entah dengan cara yang baik maupun cara yang tidak sehat. Tujuan yang mau dicapai pertama-tama adalah pengakuan dan diterima dalam komunitas tertentu. Hal ini membuat seseorang bisa lupa diri dan identitasnya. Sebab segala sesuatu yang dilakukan memiliki maksud yang terselubung yakni pengakuan.
Penginjil Matius sangat apik dalam menggambarkan situasi ini. Bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk mengejar dan memperoleh semua itu. Misalnya, ketika melihat seorang yang sukses, orang lain ingin menjadi sukses. Ketika melihat orang yang kaya, orang lain ingin menjadi kaya.Â
Atau ketika melihat seseorang punya mobil atau iPhone keluaran terbaru, orang lain juga ingin memiliki yang sama. Singkatnya, situasi kebanyakan orang zaman ini adalah berusaha sama bahkan melampaui yang lain.
Tentunya situasi ini memberi dampak/energi yang hitam-putih atau paradoksal. Di satu sisi, menjadi energi positif apabila hal itu memberi motivasi dan daya juang yang baik bagi orang lain untuk sukses dan berhasil dengan cara yang baik dan bijak. Namun sekaligus membawa dampak negatif apabila seseorang tidak realistis dan menjadi kuatir bila tidak seperti orang lain.
Kekuatiran. Mungkin ini adalah kata yang sebagai referensi dalam membaca situasi hidup manusia saat ini. Kekuatiran adalah suatu gejala psikologis yang cukup berbahaya bagi hidup manusia, khususnya perkembangan psikologi yang sehat bagi seorang manusia. Sebab kekuatiran adalah ketegangan yang kita ciptakan dalam diri sendiri.Â
Kekuatiran adalah bahaya karena sebenarnya kekuatiran adalah sesuatu yang diciptakan oleh pikiran dan yang sering tidak nyata dalam realitas. Sederhananya, sesuatu yang dipikirkan secara berlebihan dan serius tapi tidak nyata.Â
Maka kekuatiran itu bisa menghancurkan kepribadian seseorang dan membuatnya tidak dapat mengontrol dirinya sendiri. Ia membiarkan dirinya ditawan dan dikuasai oleh hal-hal imajinatif dari pada yang realistis.
Oleh karena itu, Yesus memberi nasehat, janganlah kamu takut dan kuatir. Apa pun situasimu dan keadaanmu saat ini. Jika kamu tidak memiliki banyak harta dan teman janganlah kuatir dan rakut. Apabila orang lain dilihat lebih baik, lebih pintar dan bahagia, janganlah kuatir akan hidupmu. Nikmati saja semua yang ada padamu, dan belajarlah bersyukur.Â