Mohon tunggu...
Firmino Botan
Firmino Botan Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba dengan harapan. Dan berharap untuk terus mencoba

Kesuksesan bukan hanya milik orang-orang yang pintar, melainkan juga milik mereka yang tekun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pandor Meum, Amor Meus

23 September 2021   05:38 Diperbarui: 23 September 2021   05:54 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Permenunganku adalah cintaku

Permenungan atau kata kerjanya merenungkan merupakan hal yang sulit untuk dipraktikkan oleh sebagian orang-orang zaman ini. Kesulitan atau kendala seseorang untuk merenungkan dapat dilihat dari dua faktor penyebab. Penyebab pertama adalah faktor eksternal (di luar dirinya). 

Hal ini berkaitan dengan tawaran-tawaran dunia yang semakin menarik dan menghibur ketimbang harus menghabiskan waktu untuk sendirian dan bermenung. 

Bahkan, merenungkan dilihat sebagai hal buruk dan tidak bermanfaat, kuno dan tidak kontekstual dengan perkembangan dan perubahan zaman. Bahwa, perkembangan saat ini sudah lebih menjanjikan untuk seseorang memperoleh kebahagiaan.

Faktor penyebab kedua adalah faktor internal (dari dalam diri sendiri). Orang berpikir untuk apa harus merenungkan. Harus berdiam diri di suatu tempat yang sunyi, sepi, dan sendirian. Bukannya kebahagiaan juga bisa diraih tanpa harus dengan merenungkan. 

Bahwa, saya bisa mengapai kebahagiaan dengan caraku sendiri, melalui kemampuan intelektual, harta atau kemewahan, menjalin persahabatan dan relasi yang spesial dengan seseorang yang saya cinta. Itu semua bisa mendatangkan kebahagiaan. Untuk apa harus merenungkan?

Untuk apa harus merenungkan? Atau mengapa harus merenung? Bukannya membuat kita murung sendirian. Itulah pertanyaan sekaligus jawaban kesal dari Sebagian orang yang malas tahu atau bahkan memandang tidak penting soal merenungkan.

Merenungkan memang hal yang tidak mengasyikkan, jika dipandang sepintas. Dan merupakan hal yang sulit diterapkan. Mengapa sulit. 

Karena kita harus berani menarik diri dari keramaian, rutinitas dan kesenangan-kesenangan semu yang selama ini kita genggam. Merenungkan dapat juga dikatakan sebagai suatu proses internalisasi. 

Internalisasi adalah suatu usaha yang kita lakukan secara sadar untuk melihat kembali pengalaman atau pun kejadian-kejadian yang kita alami yang telah berlalu dan mencoba menemukan makna seta nilai yang terkandung dari setiap pengalaman itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun