Wabah Covid-19 masih menjangkiti dunia. Kepastian kapan pandemi ini akan berakhir masih sebatas spekulasi. Penelitian atas vaksin dan obat virus ini pun terus dilakukan, bahkan setiap negara berlomba melakukan riset.
Sektor ekonomi riil pun mencapai titik terendah. Sebab, aktivitas dibatasi guna memutus rantai penyebaran virus ini. Akibatnya, PHK terjadi di beberapa perusahaan dan terus membayangi karyawan selama pandemi masih berlangsung. Juga, UMKM tertatih dalam ketidakpastian ini.
Sebagai masyarakat, yang bisa dilakukan hanya ada dua; mengharapkan bantuan atau keluar dari zona nyaman mencari peluang yang ada.
Dua cara di atas tidak ada yang salah, tetapi bukankah kita diajari bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah?
Terkait pertanyaan itu, ada fenomena sederhana yang terjadi pada masyarakat, tetapi  mampu membuat Makroprudensial Aman Terjaga.
Yakni, sejak wabah Covid-19 melanda Indonesia, status WhatsApp saya kerap dipenuhi berbagai penawaran dari kontak yang tersimpan di gawai.
Mulai dari perabotan rumah tangga, pakaian dan ragam kuliner. Bahkan, penawaran itu diperbaharui setiap hari hingga membuat deretan status yang begitu panjang.
Kemudian, selain tumbuhnya jiwa wirausaha yang menggebu-gebu itu, ada juga yang membagikan kegiatan pertanian selama di rumah; proses penanaman dan perawatan berbagai tanaman seperti bunga dan ragam jenis sayur.
Dua aktivitas di atas secara tidak langsung membantu negara dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan. Artinya, masyarakat tetap produktif dan Cerdas Berperilaku dalam bertahan di masa pandemi dan tentunya patut diapresiasi.
Sebagai seorang teman, saya menanggapi status mereka. Mulai dari membeli, sekedar bertanya hingga berdiskusi soal barang yang ditawarkan atau jenis tanaman yang ditanam dengan harapan bisa memberikan semangat lebih kepada mereka. Bahwa usaha yang dilakukan ditanggapi, diperhatikan, dihargai dan tidak sia-sia.