Mohon tunggu...
Firman Syarif
Firman Syarif Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mencoba untuk terus belajar menjadi manusia sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banyak Hujatan di Kompasiana, Menyesal Menjadi Kompasianer?

19 September 2012   10:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:14 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengikuti tulisan-tulisan yang di posting selama dua hari ini dan sudah terlanjur menjadi member kompasiana sungguh suatu hal diluar dugaan ternyata banyak isinya yang saling menghujat disamping tentunya banyak sekali yang membawa manfa'at buat saya dan mungkin kompasianer yang lain.

Sungguh sekali lagi diluar dugaan saya sebagai orang awam yang mau belajar apapun termasuk namun tidak terbatas untuk belajar menulis dan mengutarakan pendapat lewat tulisan atau sekedar berniat untuk berbagi informasi yang bermanfa'at tetapi saya memperoleh yang tidak hanya saya harapkan bahkan saya mendapat lebih dan saya anggap hal ini sebagai bonus.
Dari awal saya memutuskan untuk bergabung, sebenarnya sudah sadar betul masuk ke dunia maya harus siap resikonya apalagi forum-forum diskusi, tapi di Kompasiana ini hmmm.... menarik sekali untuk semakin jauh belajar.

Di kompasiana ini saya banyak belajar dengan waktu yang lebih singkat yang mungkin tidak secepat di dunia nyata, karena kalau di dunia nyata bisa terpengaruh "topeng-topeng" yang dipakai sehingga sulit atau paling tidak butuh waktu untuk mengenali aslinya.
Tadi saya bilang banyak yang saling menghujat ya? Iya misalnya Member A menghujat member B, dan sebaliknya terus oknum dari agama X menghujat agama Y, dst dst...
Kalau hujatan dalam koridor humor sih malah saya menikmatinya, seperti kompasianer Arab Kere dengan Sang Presiden Narsis RDP atau yang lain, tetapi kalau sudah membaca hujatan yang sifatnya menyerang personal atau bahkan agama/keyakinan kompasianer yang lain sungguh sangat prihatin. (tolong jangan ditanya contohnya, karena tidak membawa manfa'at, tapi kalau saya dibilang bohong atau fitnah dan itu tidak ada, berarti saya yang harus periksakan segera mata dan otak saya ke dokter).

Tulisan ini dibuat khususnya buat saudara-saudara saya yang mengaku beragama Islam, sungguh Islam telah mengajarkan kepada kita pemeluknya untuk menyampaikan kebenaran dengan jalan kebaikan lewat hikmah dan contoh yang baik, bahkan jika berseberanganpun Islam telah menerangkannya untuk berbantah-bantahan dengan cara yang baik atau jika sudah sampai puncaknya saling berbantah tidak membuahkan hasil, maka kita bisa katakan: "lana a'maluna walakum a'malukum" atau kita bisa bilang "lakum dinukum waliaddin".
Kalau disanggah "ah kan bukan kami yang mulai, kenapa kami harus diam", sungguh Kebenaran itu adalah milik Allah dan bersumber dari Allah, jadi kalau saudara merasa ingin membela tetapi tidak memiliki ilmu yang cukup maka diam lebih bijaksana buat saudara.
Berikanlah contoh yang baik, karena ketika saudara mencomo'oh bahkan menghina keyakinan yang dianut oleh orang lain, sejatinya saudara telah melakukan penghinaan kepada agama /keyakinan yang saudara anut sendiri.

Kalau saya ditanya apakah menyesal menjadi anggota keluarga Kompasiana? Saya jawab sama sekali tidak, bahkan saya bersyukur karena bisa mendapatkan bonus dari yang saya harapkan.
Marilah kita berdiskusi yang sehat dan saling bertukar informasi yang bermanfa'at buat rekan-rekan kompasianer seluruhnya.

Salam,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun